Writer's Block & 30 Days Blogging Challenge
Apakah kamu pernah
mendengar tentang apa yang disebut dengan writer’s
block? Jika kamu adalah seseorang
yang senang menulis, kamu perlu tahu istilah ini. Writer's block adalah kondisi dimana seorang penulis kehilangan kemampuannya untuk menghasilkan tulisan baru atau mengalami penurunan kreativitas. Kondisi ini bisa hanya sebatas kesulitan menemukan ide orisinil untuk tulisan, sampai kesulitan untuk menulis sampai bertahun-tahun lamanya. Kesulitan untuk menulis bagi seorang penulis, tentu merupakan masalah yang serius.
Photo by rawpixel on Unsplash |
Namun, writer’s block memang dapat terjadi pada
setiap penulis. Penyebabnya sendiri beragam. Mulai dari menghadapi berbagai
distraksi ketika menulis, mengalami kelelahan karena aktivitas lain dan
kekurangan waktu untuk menulis (burned
out), ekspektasi terlalu tinggi dan tendensi perfeksionisme penulis yang
menyebabkan ketidakpuasan terhadap karya tulisan yang telah dihasilkan. Jika
tidak ditangani dengan baik, writer’s
block bisa menjadi tantangan berat yang membuat penulis kesusahan untuk
menulis sampai bertahun-tahun lamanya.
Beberapa hal ini adalah
sebagian yang bisa kita lakukan jika mulai merasakan gejala writer’s block.
1. Beristirahat cukup, self-care practice
Karena kelelahan
merupakan salah satu faktor penyebab dari writer’s
block, kita perlu meluangkan waktu beristirahat yang cukup. Fokus untuk
rileksasi dan merawat diri, sesuai kebutuhan. Anggap saja ini semacam waktu recharge kita untuk kembali lagi menulis
nanti.
2. Membaca kembali ide-ide tulisan dalam catatan
Saya mulai membiasakan
diri untuk menuliskan ide-ide tulisan yang muncul di dalam catatan pribadi. Menuliskan
ide-ide ini bisa berupa catatan fisik maupun digital. Catatan fisik, biasanya
saya membawa satu buku catatan mini kemana-mana. Catatan digital, biasanya saya
menuliskannya di dalam app S-Pen tablet saya (jika sedang berada di luar rumah)
atau di laptop (jika berada di rumah dan bersama laptop). Di laptop, saya
memiliki folder khusus berisi file Notepad, yang di dalamnya saya tuliskan
ide-ide tulisan saya yang akan saya eksekusi. Biasanya, cukup dengan judul
tulisan (bisa digodok lagi setelahnya) bersama pokok-pokok pikiran yang utama
dari tulisan. Jika ada referensi sumber di website, bisa ditambahkan juga di
dalam catatan digital. Ini memudahkan sekali untuk mensortir isi kepala dan
memeriksa ulang ide-ide yang ingin dijadikan tulisan, supaya tidak luput maupun
lupa. Pun, membacanya kembali ketika mengalami writer’s block bisa menolong “berpijak” di tanah kepenulisan
kembali, hehe.
3. Blogwalking
Mengunjungi
halaman-halaman website atau blog kawan sesama penulis yang menginspirasi
biasanya akan sukses mengundang kembali mood
dan keinginan untuk menulis. Atau justru, membolak-balik halaman-halaman di
blog sendiri, yang paling disukai, dan membacanya ulang.
4. Terbuka terhadap isu-isu baru
Bisa dengan membaca
berita atau menonton film yang berfaedah sesuatu. Misalkan, sejenis film
dokumenter atau film yang berdasarkan kisah nyata, sesuai minat dan kesukaan kita.
Terpapar terhadap isu-isu baru bisa mengundang kita kembali berpikir dan
merenung, yang bisa membuahkan ide-ide tulisan baru.
Photo by Annie Spratt on Unsplash |
5. Membaca Buku
Mirip seperti poin nomor
dua. Memilih buku apa juga penting, tentu yang menarik minat dan perhatian akan
lebih menolong memunculkan ide-ide baru tulisan. Misalkan, bagi saya, membaca
mengenai buku nonfiksi maupun novel feminis seringkali sukses menggugah
perenungan personal dan ide-ide tulisan baru. Bisa juga sesederhana keinginan
untuk me-review buku terkait lewat
tulisan, voila!
6. Googling
Writing Prompt Ideas
Ya, mencari informasi
mengenai ide writing prompt bisa
menolong menggugah pemikiran, perenungan, dan ide tulisan juga. Writing prompt ini di internet ada banyak
sekali dan kreatif sekali. Untuk mendorong keinginan menulis, ada baiknya kita
juga menulis sendiri writing prompt versi
kita—dengan referensi dari sumber-sumber di internet. Misalkan, writing prompt untuk self-discovery atau self-knowing, versi kamu—nah nanti tinggal menantang diri sendiri
untuk mulai menulis berdasar writing
prompt yang sudah disusun ;)
7. Ngobrol Dengan Kawan
Bisa jadi kawan kita
senang banget ngobrolin isu-isu makro dari kondisi sosial-politik-budaya
terkini (dan kemungkinan besar bisa memberi pencerahan bagi kita) atau topik
apapun yang menarik bagi kita dan biasa jadi topik tulisan kita—tapi bisa jadi
juga kawan kita biasa-biasa saja soal isu-isu atau topik yang menarik buat kita,
tetapi bagaimana caranya memandang dan menjalani hidup mungkin bisa menjadi
sisi unik sendiri yang bisa membuat kita belajar lebih dan merenung lewat
tulisan-tulisan kita. Intinya, interaksi sosial.
8. Mengikuti 30
Days Blogging Challenge
Sebagaimana yang sedang saya lakukan saat ini. Menantang diri untuk terbiasa menulis setiap hari,
dengan rutin, adalah salah satu cara untuk mengatasi writer’s block juga. Mengikuti 30 Days Blogging Challenge dengan writing prompt yang sudah ditentukan
bisa jadi membantu dan bisa jadi menghalangi lho. Membantu, mungkin, di
saat-saat kita stuck dengan apa yang
hendak ditulis—tapi, bisa jadi tidak
membantu, ketika writing prompt justru
menjadi batasan kreativitas ide kita. Jika dirasa lebih akan menjadi
penghalang, saran saya, ikuti saja 30 Days Blogging Challenge dengan sebebas itu : tidak terikat writing prompt dan fokus menulis apa ide
yang sedang segar muncul di dalam pikiran dan ingin dibagikan. Saya sedang
melakukan ini juga kok dan tulisan ini adalah tulisan yang kesebelas ;)
Berikut apa-apa saja yang
sudah saya tulis selama sebelas hari dalam 30
Days Blogging Challenge ini.
Day #1 - Jan 23, 2019
Day #2 - Jan 24, 2019
Day #3 - Jan 25, 2019
Day #4 - Jan 26, 2019
Day #5 - Jan 27, 2019
Day #6 - Jan 28, 2019
Day #7 - Jan 29, 2019
Day #8 - Jan 30, 2019
Day #9 - Jan 31, 2019
Day #10 – Feb 5, 2019
Setelah menjalani 11 hari
menulis blog, saya merasa wah berat juga
menulis rutin setiap hari selama sebulan penuh. Sebenarnya bukan karena writer’s block, karena sudah disiasati
dengan catatan pribadi itu (poin nomor dua)—tapi karena sulitnya membagi waktu
untuk menulis, khususnya ketika sedang persiapan pulang ke Medan lagi di lima
hari pertama di bulan Februari 2019 ini. Karena itu, tulisan ke #10 baru bisa
menyusul di tanggal 5 Februari dan saya menyambung menulis lagi sejak tanggal 5
Februari ke depan.
Photo by Kat Stokes on Unsplash |
Setelah menjalani 11 hari
menulis blog, meski cukup menantang, tetap berfaedah krusial lho. Lebih
termotivasi untuk menulis, salah satunya. Bukan hanya untuk mengejar target
menyelesaikan 30 Days Blogging Challenge,
tapi karena sudah mulai terbiasa rutin menulis, kita makin terlatih untuk
menggodok ide dan berproses dalam menulis. Jadi, 30 Days Blogging Challenge ini benar-benar layak dicoba, apalagi
untuk mengatasi writer’s block.
Mau mencoba 30 Days Blogging Challenge versi kamu
juga? ;)
No comments: