27 Life Lessons In 27 Years of Life
Saya, dua puluhan tahun lalu, di usia yang masih balita |
1. Life is a journey. Enjoy every mile, write
every story. Karena hidup
adalah kumpulan data-data yang jika dituliskan dan dicermati akan menunjukkan
pola-pola, yang akan membantu kita untuk mengapresiasi kehidupan, juga
membenahi yang diperlu.
2. Setiap kita
ada kalanya jadi tidak bijaksana, give
yourself space to make mistakes. Pernah salah atau pernah gagal itu biasa.
Setiap manusia mengalaminya kok.
3. Setiap orang
memiliki sisi baik dan buruk. Tidak ada orang yang selamanya setiap saat
baik, tidak ada orang yang selamanya setiap saat jahat. Setiap orang pasti akan
pernah menjadi tokoh antagonis dalam cerita hidup orang lain. Tidak ada manusia
yang sempurna, sebaik dan se-spiritual apapun kelihatannya. We do not need to judge each other.
4. Some things are better left unsaid. Better.
5. Persahabatan dan
persaudaraan adalah tentang komitmen untuk saling mendukung dan tidak
saling melupakan di sepanjang perjalanan kehidupan, apapun yang terjadi.
6. Introversion and sensitivity, both can be your superpower.
7. Keseimbangan
adalah hal yang harus dimiliki setiap orang untuk hidup yang lebih bahagia.
8. Tak perlu
melabel emosi sebagai positif atau negatif. Tidak perlu menolak atau
menangkal emosi apapun. Setiap emosi yang kita rasakan adalah valid dan memiliki
fungsinya sendiri, seperti data yang memberi sinyal tentang apa yang terjadi
pada internal kita: kenali, terima, observasi, dan pelajari. Give permission to yourself to feel what you
feel.
9. Pengetahuan dan pengertian kita terbatas, terus belajar merendahkan hati itu esensial.
Tidak cepat menyimpulkan, apalagi untuk hal-hal yang belum kita mengerti.
10. Pengalaman
adalah guru terbaik, khususnya untuk belajar berempati.
11. Akuilah bahwa
manusia memang terbatas, karena itu, merangkul batasan yang sehat memang
diperlukan dalam berelasi dan bersosialisasi.
12. Kenyataannya, hidup
memang tidak adil dan tidak mungkin ada manusia yang bisa adil setiap saat—tapi
jelas, bukan menjadi alasan untuk melanggengkan atau membiarkan ketidakadilan,
serta menyerah untuk terus berupaya bersikap adil.
13. Mengasihi diri
sendiri (dalam cara-cara yang sehat yang dibutuhkan) sebagai pribadi yang
dikasihi Tuhan, tak kalah penting dari mengasihi Tuhan dan orang lain.
14.
There
is a good day. But also, there is a bad day. It is natural, normal, in our life as human, like yin-and-yang. Not
everyday is good, but there is something good in everyday.
15. Everyone has their own shit. Adjust your expectations.
16. Untuk orang-orang yang membutuhkan meaning to survive, seperti saya, hidup adalah sesederhana untuk make sense of life itself—setiap hari, setiap momen, setiap saat.
17. Tidak ada yang abadi di muka bumi ini, kecuali
perubahan. Nothing endures but change.
People change. You too, will change. Jadi, jangan berpegangan terlalu erat
pada apa-apa yang sudah jelas bisa dan akan berubah.
18. Que sera-sera,
whatever will be, will be. The future is
not ours to see.
19. Semangat carpe diem, kata seorang kawan,
perlu diresapi untuk menikmati kehidupan. Saya mensimplifikasinya dengan
kesimpulan, kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.
20. Sometimes, suffering
is a kiss of Jesus (Mother Teresa). Fall
seven, stand up eight.
21. Hati-hati.
Yang kecil, sepele, dan tampak remeh
bukan berarti tidak berperan dan tidak signifikan.
22. Kita perlu menjadi
kawan baik untuk diri sendiri. Karena tak ada satupun orang di muka bumi
ini yang bisa selalu ada untuk satu sama lain, kecuali diri sendiri, setiap saat setiap waktu. Kerap kali, kita
harus bisa, berani, dan siap untuk menolong dan mempertahankan diri sendiri.
23. Wajar saja jika kita kurang cocok dengan orang-orang
tertentu, karena kepribadian orang memang berbeda-beda dan bisa sangat
berseberangan satu sama lain. It’s ok. Menerima keunikan orang lain sama
pentingnya dengan menerima keunikan diri sendiri. Beragam lebih indah daripada seragam.
24. Perasaan dan perbuatan kita dipengaruhi besar oleh
kacamata perspektif. Selalu ada berbagai
pilihan kacamata perspektif yang bisa kita pilih untuk kenakan dalam hidup.
Memilih atau mengganti perspektif dengan bijak itu penting, supaya hidup tak
semakin berat.
25. Confidence & self-acceptance are the best thing a woman can wear.
26. Kesetaraan
gender adalah harga mati. Benci patriarkhi, bukan laki-laki. Perempuan dan
laki-laki harus berupaya bersama-sama untuk mewujudkan kesetaraan.
27. Time spent with cats is never wasted. Never.
p.s.
:
Tulisan ini adalah
hasil refleksi personal saya. Ditulis, mengingat pertambahan usia ke-28 di tanggal
18-07-2019. Ditulis, dengan angka 27, karena sepanjang usia 27 lalu, entah
mengapa saya merasa sepertinya justru sudah
berusia 28 (padahal belum)—jadi anggaplah
melalui tulisan ini, saya sedang mengenang angka 27 di hidup saya (yang kerap
saya lupakan itu).
Jadi, selamat
bertambah usia, dearest yuli. Terima
kasih karena sudah bertahan sejauh ini.
No comments: