27 Life Lessons In 27 Years of Life

July 18, 2019

Saya, dua puluhan tahun lalu, di usia yang masih balita

1. Life is a journey. Enjoy every mile, write every story. Karena hidup adalah kumpulan data-data yang jika dituliskan dan dicermati akan menunjukkan pola-pola, yang akan membantu kita untuk mengapresiasi kehidupan, juga membenahi yang diperlu.
2. Setiap kita ada kalanya jadi tidak bijaksana, give yourself space to make mistakes. Pernah salah atau pernah gagal itu biasa. Setiap manusia mengalaminya kok.
­­3. Setiap orang memiliki sisi baik dan buruk. Tidak ada orang yang selamanya setiap saat baik, tidak ada orang yang selamanya setiap saat jahat. Setiap orang pasti akan pernah menjadi tokoh antagonis dalam cerita hidup orang lain. Tidak ada manusia yang sempurna, sebaik dan se-spiritual apapun kelihatannya. We do not need to judge each other.
4. Some things are better left unsaid. Better.
5. Persahabatan dan persaudaraan adalah tentang komitmen untuk saling mendukung dan tidak saling melupakan di sepanjang perjalanan kehidupan, apapun yang terjadi.
6. Introversion and sensitivity, both can be your superpower.
7. Keseimbangan adalah hal yang harus dimiliki setiap orang untuk hidup yang lebih bahagia.
8. Tak perlu melabel emosi sebagai positif atau negatif. Tidak perlu menolak atau menangkal emosi apapun. Setiap emosi yang kita rasakan adalah valid dan memiliki fungsinya sendiri, seperti data yang memberi sinyal tentang apa yang terjadi pada internal kita: kenali, terima, observasi, dan pelajari. Give permission to yourself to feel what you feel.
9. Pengetahuan dan pengertian kita terbatas, terus belajar merendahkan hati itu esensial. Tidak cepat menyimpulkan, apalagi untuk hal-hal yang belum kita mengerti.
10. Pengalaman adalah guru terbaik, khususnya untuk belajar berempati.
11. Akuilah bahwa manusia memang terbatas, karena itu, merangkul batasan yang sehat memang diperlukan dalam berelasi dan bersosialisasi.
12. Kenyataannya, hidup memang tidak adil dan tidak mungkin ada manusia yang bisa adil setiap saat—tapi jelas, bukan menjadi alasan untuk melanggengkan atau membiarkan ketidakadilan, serta menyerah untuk terus berupaya bersikap adil.
13. Mengasihi diri sendiri (dalam cara-cara yang sehat yang dibutuhkan) sebagai pribadi yang dikasihi Tuhan, tak kalah penting dari mengasihi Tuhan dan orang lain.
14. There is a good day. But also, there is a bad day. It is natural, normal, in our life as human, like yin-and-yang. Not everyday is good, but there is something good in everyday.
15. Everyone has their own shit. Adjust your expectations.
16. Untuk orang-orang yang membutuhkan meaning to survive, seperti saya, hidup adalah sesederhana untuk make sense of life itselfsetiap hari, setiap momen, setiap saat.
17. Tidak ada yang abadi di muka bumi ini, kecuali perubahan. Nothing endures but change. People change. You too, will change. Jadi, jangan berpegangan terlalu erat pada apa-apa yang sudah jelas bisa dan akan berubah.
18. Que sera-sera, whatever will be, will be. The future is not ours to see.
19. Semangat carpe diem, kata seorang kawan, perlu diresapi untuk menikmati kehidupan. Saya mensimplifikasinya dengan kesimpulan, kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.
20. Sometimes, suffering is a kiss of Jesus (Mother Teresa). Fall seven, stand up eight.
21. Hati-hati. Yang kecil, sepele, dan tampak remeh bukan berarti tidak berperan dan tidak signifikan.
22. Kita perlu menjadi kawan baik untuk diri sendiri. Karena tak ada satupun orang di muka bumi ini yang bisa selalu ada untuk satu sama lain, kecuali diri sendiri, setiap saat setiap waktu. Kerap kali, kita harus bisa, berani, dan siap untuk menolong dan mempertahankan diri sendiri.
23. Wajar saja jika kita kurang cocok dengan orang-orang tertentu, karena kepribadian orang memang berbeda-beda dan bisa sangat berseberangan satu sama lain. It’s ok. Menerima keunikan orang lain sama pentingnya dengan menerima keunikan diri sendiri. Beragam lebih indah daripada seragam.
24. Perasaan dan perbuatan kita dipengaruhi besar oleh kacamata perspektif. Selalu ada berbagai pilihan kacamata perspektif yang bisa kita pilih untuk kenakan dalam hidup. Memilih atau mengganti perspektif dengan bijak itu penting, supaya hidup tak semakin berat.
25. Confidence & self-acceptance are the best thing a woman can wear.
26. Kesetaraan gender adalah harga mati. Benci patriarkhi, bukan laki-laki. Perempuan dan laki-laki harus berupaya bersama-sama untuk mewujudkan kesetaraan.
27. Time spent with cats is never wasted. Never.



p.s. :

Tulisan ini adalah hasil refleksi personal saya. Ditulis, mengingat pertambahan usia ke-28 di tanggal 18-07-2019. Ditulis, dengan angka 27, karena sepanjang usia 27 lalu, entah mengapa saya merasa sepertinya justru sudah berusia 28 (padahal belum)—jadi anggaplah melalui tulisan ini, saya sedang mengenang angka 27 di hidup saya (yang kerap saya lupakan itu).

Jadi, selamat bertambah usia, dearest yuli. Terima kasih karena sudah bertahan sejauh ini.

No comments:

Powered by Blogger.