2017, Thank You

December 31, 2017

Tulisan ini saya tulis untuk mengenang 2017 dalam ingatan yang baik. Bagaimanapun, dalam satu tahun, tentu saja tak selalu suka yang mengisi, atau sebaliknya pun tidak juga duka melulu. Namun, mengenang yang baik – to see the good in bad – penting untuk menikmati perjalanan kehidupan. Yes, I am trying to do so.

 

Saya & sister Ruthie dalam Feminist Festival 2017 di Jakarta

1. Untuk kali pertama (akhirnya) merasakan keseruan march bareng teman-teman feminis di Women’s March 2017 Jakarta. Kami berjalan dari Sarinah sampai depan Istana Negara, dengan semangat berbara dan berbagai poster di tangan. Tujuan kami satu, equality dalam berbagai sisiDi tahun ini juga, ikut Feminist Festival kali pertama di Jakarta. Bertemu dengan tokoh-tokoh feminist Indonesia dan teman-teman rekan feminist Indonesia. Pengalaman berharga :)


Kiri: Suara saya untuk Feminist Festival 2017, Kanan: Women's March 2017 Jakarta.

 

2. Melakukan kitten rescue pertama saya dengan menolong anak kucing yang terancam mati karena flu kucing yang serius. Anak kucing memang masih sangat-amat rentan terhadap penyakit karena organnya belum berkembang sempurna, jadi penyakit flu jelas dapat membunuh. Selain karena anak kucing ini adalah satu-satunya anak Nyna (kucing saya di Cikarang) yang tersisa dan hidup karena yang lain hilang (mungkin diambil orang), saya bela-belain sampai beli obat dan vitamin, ngurusin selama di kosan, sampai nyuapin makan-minum karena anak kucingnya gak mau makan atau minum sama sekali. Thankfully, akhirnya anak kucing ini sembuh dan menjadi salah satu kucing kesayangan saya, I named her Ayi.

 

Ini kucing Ayi meong, umur 4 bulan.

 

3. Mulai tahu dan mulai kenal bahwa ada komunitas pencegahan bunuh diri bernama Into The Light Indonesia. Beberapa kali mencoba ikut lingkar studi suicidologi-nya dan teredukasi banyak sekali. Yang jelas, jadi sadar bahwa masalah bunuh diri harus dilihat lebih dalam perspektif psikologis, dibanding spiritual (yang mostly cenderung melihat dan menghakimi bahwa itu dosa dan katanya layak masuk neraka), sehingga lebih dapat menolong banyak orang untuk survive. Mental health is really important, now I know. Terima kasih, Into The Light Indonesia!

 

4. Tukaran kado bareng adik-adik kelompok kecil di KTB di awal tahun ini, meskipun dalam konteks selebrasi natalan tahun lalu yang telat hehe. Kali ini, kita bisa kumpul full team berlima juga. Yes!~


Full team, yes!


5. Tahun ini Beti, adik yang saya sponsori di Kalimantan (via program child sponsorship dari Yayasan Wahana Visi Indonesia) masuk jenjang sekolah dasar. Saya ikut berbahagia dan merasakan serunya Beti menyambut sekolah baru, dengan berburu seragam sekolah, sepatu, dan keperluan sekolah as special gift untuk Beti.


Kado untuk Beti yang mau masuk SD :)


6. Tahun ini juga, saya membeli hampir 40 buku. Saya belum pernah benar-benar menghitung berapa buku yang sebenarnya saya beli di tahun-tahun sebelumnya, tapi jumlah hampir 40 buku ini termasuk besar bagi saya untuk setahun (dan saya bahagia koleksi buku di perpustakaan pribadi bertambah lagi, tentunya! Dalam hal ini, tolong lupakan sejenak masalah budget, haha hiks). Ketika mengingat, di 2017 ini memang ada banyak festival, termasuk The 4th ASEAN Literary Festival, dimana ada berbagai stand penjual buku-buku kece – ditambah diskon besar-besaran dari Gramedia.com untuk #Harbolnas (Hari Belanja Online Nasional) di 12 Desember 2017, dimana semua buku diskon 50% dengan free ongkos kirim ke seluruh Indonesia. (Terus habis beli nanya sama diri sendiri : yul, kapan bacanya ini? #eh).

 

7. Sukses menjalani dan menikmati liburan short trip ke Yogyakarta bersama dua sahabat saya Citin dan Justice dengan segala keseruannya. Ini kali pertama dalam empat tahun terakhir saya liburan ke luar kota, yang pure liburan tanpa embel-embel tugas kantor, dengan budget sendiri. Ini impulsif sekali, tercetus begitu saja rencananya setelah kami bertiga (apalagi saya) merasa begitu jengah dengan hidup belakangan itu. Kami berkereta-ria dan dibantu banyak oleh salah seorang teman bernama Yosaline yang sedang mengambil S2 di UGM – lalu menyadari kesemua kami ex-anggota ekskul majalah sekolah Eureka di SMA dan trip inipun jadi semacam reunian ex-Eureka juga~ haha.


Candi Ratu Boko Yogyakarta, berempat bareng Yosaline ;)

Candi Prambanan Yogyakarta, hura-hura suka-suka (:


 8. Membuat blog kedua di Wordpress. Sebuah blog khusus tulisan feminist dan isu-isu perempuan hasil refleksi personal, sebagai salah satu upaya sederhana yang nyata, dari saya, untuk mendukung gerakan feminisme di Indonesia. Feel free to visit www.jasiridvorah.wordpress.com :)

 

9. Akhirnya, di tahun 2017 ini tulisan feminis pertama saya bisa published di magdalene.coJuga tulisan yang lain di warungsatekamu.org. Secara khusus, terima kasih untuk Ruth Lidya Panggabean, yang sudah menjadi motivator, supporter, sekaligus editor yang luar biasa kece berandil dalam hal ini :’)

 

Tulisan feminis pertama saya di Magdalene.co, yay!


10. Ikut acara Festival Relawan di Bulan Relawan (10 Desember 2017) dengan sahabat saya Angel dan sungguh terinspirasi banyak sekali. Merasa tercerahkan dan sangat positif melihat berbagai jenis dan bentuk social movements, khususnya dari anak-anak muda, untuk kemanusiaan di zaman sekarang ini :)

 

11. Kompak dan sepakat bersama adik-adik kelompok kecil saya untuk ikut bersuara untuk Suicide Prevention Day 2017 yang diperingati di bulan September. Bareng-bareng, kami membuat poster sederhana bersama dan upload foto untuk kampanye di media sosial masing-masing. Together is better.

 

Tapi kali ini, kurang Riris jadi belom bisa full team :(


12. Di tahun 2017 ini, saya banyak membeli self-appreciation gift. Ya, untuk diri sendiri. Bahwa tahun ini, apapun yang terjadi, I’ve done my best so far. Membuat kokoru craft Princess Merida (selama ini bikin kokoru craft hanya buat gift orang lain)Memesan clay craft khusus dari callaye.id. Termasuk membeli boneka Pokemon Eevee (dan nemu yang original!) dari salah satu mall di Jakarta. Haha, ini salah satu memory penting karena sudah lama memang kepingin beli boneka Pokemon Eevee. Semenjak Pokemon Go membawa kembali my childhood memories ;)

 


13. Akhirnya, menemukan juga komunitas ekofeminisme yang membantu saya banget untuk memahami isu-isu ekofeminisme, secara khusus dalam konteks Indonesia. Sudah lama sekali memang ingin mendalami isu ekofeminisme dan menemukan Resister Indonesia rasanya bahagia. Thank you, Resister Indonesia!

 

14. Tahun 2017 ini juga, unpredictably, pertama kalinya saya punya pikiran dan keinginan untuk kuliah STT (selama ini emoh membayangkan saya masuk sekolah teologia), khusus untuk belajar Feminist Theology setelah ikut diskusi di salah satu gereja paling feminis di Indonesia. Funny, but i'm serious enough :) Dan yap, tahun ini juga baru sekali-kalinya menemukan dan mengikuti simposium bertema isu perempuan (berjudul Protestanisme dan Isu Perempuan di Indonesia) diselenggarakan oleh gereja (semoga mungkin sudah ada gereja lain-lain juga yang menyelenggarakan, cuma saya saja yang belum tahu banyak, semoga). Ini juga sekaligus kali pertama saya menemukan gereja yang sama sekali mengatakan tidak untuk patriarkhi dan berperspektif keadilan sosial. Mau nangis sangkin senang campur terharu.

 


15. Hadiah ulang tahun super-istimewa dari dua sahabat saya, Justice & Citin. Dititipkan dalam perjalanan kereta api menuju Yogyakarta. Super-istimewa karena pas sekali saya ingin sekali membeli-membaca buku Vagina Monologue tulisan Eve Ensler ini dari lama. Sudah cari kemana-mana tapi susah ketemu karena buku lama, impor dan belum ada terjamahan bahasa Indonesianya, eh ternyata Citin berhasil mendapatkan satu buat saya. Justice menambahkan dengan kartu ucapan handmade yang sama-sama super-istimewa. Bahagia sekali.


Super-istimewa dari Citin & Justice!

 

16. And the last, but also the most important one, akhirnya saya pindah juga dari Cikarang dan mendekor ulang kamar saya di Depok sampai jadi nyaman untuk melakukan segala hal :’)


Bye, Cikarang!

 


p.s. :

2017, thank you! I enjoyed the journey! :)



No comments:

Powered by Blogger.