Writer's Block & 30 Days Blogging Challenge

February 06, 2019

Apakah kamu pernah mendengar tentang apa yang disebut dengan writer’s block? Jika kamu adalah seseorang yang senang menulis, kamu perlu tahu istilah ini. Writer's block adalah kondisi dimana seorang penulis kehilangan kemampuannya untuk menghasilkan tulisan baru atau mengalami penurunan kreativitas. Kondisi ini bisa hanya sebatas kesulitan menemukan ide orisinil untuk tulisan, sampai kesulitan untuk menulis sampai bertahun-tahun lamanya. Kesulitan untuk menulis bagi seorang penulis, tentu merupakan masalah yang serius.

Photo by rawpixel on Unsplash

Namun, writer’s block memang dapat terjadi pada setiap penulis. Penyebabnya sendiri beragam. Mulai dari menghadapi berbagai distraksi ketika menulis, mengalami kelelahan karena aktivitas lain dan kekurangan waktu untuk menulis (burned out), ekspektasi terlalu tinggi dan tendensi perfeksionisme penulis yang menyebabkan ketidakpuasan terhadap karya tulisan yang telah dihasilkan. Jika tidak ditangani dengan baik, writer’s block bisa menjadi tantangan berat yang membuat penulis kesusahan untuk menulis sampai bertahun-tahun lamanya.

Beberapa hal ini adalah sebagian yang bisa kita lakukan jika mulai merasakan gejala writer’s block.

1. Beristirahat cukup, self-care practice
Karena kelelahan merupakan salah satu faktor penyebab dari writer’s block, kita perlu meluangkan waktu beristirahat yang cukup. Fokus untuk rileksasi dan merawat diri, sesuai kebutuhan. Anggap saja ini semacam waktu recharge kita untuk kembali lagi menulis nanti.

2. Membaca kembali ide-ide tulisan dalam catatan
Saya mulai membiasakan diri untuk menuliskan ide-ide tulisan yang muncul di dalam catatan pribadi. Menuliskan ide-ide ini bisa berupa catatan fisik maupun digital. Catatan fisik, biasanya saya membawa satu buku catatan mini kemana-mana. Catatan digital, biasanya saya menuliskannya di dalam app S-Pen tablet saya (jika sedang berada di luar rumah) atau di laptop (jika berada di rumah dan bersama laptop). Di laptop, saya memiliki folder khusus berisi file Notepad, yang di dalamnya saya tuliskan ide-ide tulisan saya yang akan saya eksekusi. Biasanya, cukup dengan judul tulisan (bisa digodok lagi setelahnya) bersama pokok-pokok pikiran yang utama dari tulisan. Jika ada referensi sumber di website, bisa ditambahkan juga di dalam catatan digital. Ini memudahkan sekali untuk mensortir isi kepala dan memeriksa ulang ide-ide yang ingin dijadikan tulisan, supaya tidak luput maupun lupa. Pun, membacanya kembali ketika mengalami writer’s block bisa menolong “berpijak” di tanah kepenulisan kembali, hehe.

3. Blogwalking
Mengunjungi halaman-halaman website atau blog kawan sesama penulis yang menginspirasi biasanya akan sukses mengundang kembali mood dan keinginan untuk menulis. Atau justru, membolak-balik halaman-halaman di blog sendiri, yang paling disukai, dan membacanya ulang.

4. Terbuka terhadap isu-isu baru
Bisa dengan membaca berita atau menonton film yang berfaedah sesuatu. Misalkan, sejenis film dokumenter atau film yang berdasarkan kisah nyata, sesuai minat dan kesukaan kita. Terpapar terhadap isu-isu baru bisa mengundang kita kembali berpikir dan merenung, yang bisa membuahkan ide-ide tulisan baru.

Photo by Annie Spratt on Unsplash

5. Membaca Buku
Mirip seperti poin nomor dua. Memilih buku apa juga penting, tentu yang menarik minat dan perhatian akan lebih menolong memunculkan ide-ide baru tulisan. Misalkan, bagi saya, membaca mengenai buku nonfiksi maupun novel feminis seringkali sukses menggugah perenungan personal dan ide-ide tulisan baru. Bisa juga sesederhana keinginan untuk me-review buku terkait lewat tulisan, voila!

6. Googling Writing Prompt Ideas
Ya, mencari informasi mengenai ide writing prompt bisa menolong menggugah pemikiran, perenungan, dan ide tulisan juga. Writing prompt ini di internet ada banyak sekali dan kreatif sekali. Untuk mendorong keinginan menulis, ada baiknya kita juga menulis sendiri writing prompt versi kita—dengan referensi dari sumber-sumber di internet. Misalkan, writing prompt untuk self-discovery atau self-knowing, versi kamu—nah nanti tinggal menantang diri sendiri untuk mulai menulis berdasar writing prompt yang sudah disusun ;)

7. Ngobrol Dengan Kawan
Bisa jadi kawan kita senang banget ngobrolin isu-isu makro dari kondisi sosial-politik-budaya terkini (dan kemungkinan besar bisa memberi pencerahan bagi kita) atau topik apapun yang menarik bagi kita dan biasa jadi topik tulisan kita—tapi bisa jadi juga kawan kita biasa-biasa saja soal isu-isu atau topik yang menarik buat kita, tetapi bagaimana caranya memandang dan menjalani hidup mungkin bisa menjadi sisi unik sendiri yang bisa membuat kita belajar lebih dan merenung lewat tulisan-tulisan kita. Intinya, interaksi sosial.

8. Mengikuti 30 Days Blogging Challenge
Sebagaimana yang sedang saya lakukan saat ini. Menantang diri untuk terbiasa menulis setiap hari, dengan rutin, adalah salah satu cara untuk mengatasi writer’s block juga. Mengikuti 30 Days Blogging Challenge dengan writing prompt yang sudah ditentukan bisa jadi membantu dan bisa jadi menghalangi lho. Membantu, mungkin, di saat-saat kita stuck dengan apa yang hendak ditulis—tapi, bisa jadi tidak membantu, ketika writing prompt justru menjadi batasan kreativitas ide kita. Jika dirasa lebih akan menjadi penghalang, saran saya, ikuti saja 30 Days Blogging Challenge dengan sebebas itu : tidak terikat writing prompt dan fokus menulis apa ide yang sedang segar muncul di dalam pikiran dan ingin dibagikan. Saya sedang melakukan ini juga kok dan tulisan ini adalah tulisan yang kesebelas ;)

Berikut apa-apa saja yang sudah saya tulis selama sebelas hari dalam 30 Days Blogging Challenge ini.

Day #1 - Jan 23, 2019

Day #2 - Jan 24, 2019

Day #3 - Jan 25, 2019

Day #4 - Jan 26, 2019

Day #5 - Jan 27, 2019

Day #6 - Jan 28, 2019

Day #7 - Jan 29, 2019

Day #8 - Jan 30, 2019

Day #9 - Jan 31, 2019

Day #10 – Feb 5, 2019
Setelah menjalani 11 hari menulis blog, saya merasa wah berat juga menulis rutin setiap hari selama sebulan penuh. Sebenarnya bukan karena writer’s block, karena sudah disiasati dengan catatan pribadi itu (poin nomor dua)—tapi karena sulitnya membagi waktu untuk menulis, khususnya ketika sedang persiapan pulang ke Medan lagi di lima hari pertama di bulan Februari 2019 ini. Karena itu, tulisan ke #10 baru bisa menyusul di tanggal 5 Februari dan saya menyambung menulis lagi sejak tanggal 5 Februari ke depan.

Photo by Kat Stokes on Unsplash

Setelah menjalani 11 hari menulis blog, meski cukup menantang, tetap berfaedah krusial lho. Lebih termotivasi untuk menulis, salah satunya. Bukan hanya untuk mengejar target menyelesaikan 30 Days Blogging Challenge, tapi karena sudah mulai terbiasa rutin menulis, kita makin terlatih untuk menggodok ide dan berproses dalam menulis. Jadi, 30 Days Blogging Challenge ini benar-benar layak dicoba, apalagi untuk mengatasi writer’s block.

Mau mencoba 30 Days Blogging Challenge versi kamu juga? ;)

No comments:

Powered by Blogger.