2022, Thank You

July 18, 2022

Tulisan ini sungguh sudah tertunda berbulan-bulan. Akibat kepayahan saya untuk benar-benar meluangkan waktu untuk menulis, blog ini juga tidak diperbaharui dengan tulisan yang baru sekian lamanya. Tapi di hari saya bertambah usia (18 Juli 2023), saya sengaja cuti dan sengaja meluangkan waktu untuk kembali bisa menuntaskan tulisan ini. Meskipun, tahun 2022 sudah lewat hampir 7 bulan yang lalu.

 

Photo by Luba Ertel on Unsplash

Jadi, bagaimana saya akan mengingat tahun 2022? Namanya hidup sebagai manusia—tidak realistis sekali kalau saya hanya berharap akan selalu mengalami hal-hal baik saja. Di tahun 2022, saya juga mengalami beberapa kejadian yang tidak mudah dilalui (termasuk terkait kucing-kucing saya). Namun, jika mengingat kembali tahun 2022, saya bisa dengan yakin mengatakan: 2022 was a better year, compared to 2021. Surprisingly. Banyak hal-hal yang tidak terduga di tahun 2022 yang membuat saya belajar mengingatkan diri lagi bahwa masa depan merupakan masa yang betul-betul tidak bisa (dan tidak perlu susah-susah) kita tebak, duga, atau cemaskan. Percis seperti kata lagu: que sera sera, the future is not ours to see.

 

Berkunjung ke Pameran Galeri Nasional, Pertama Kalinya

Mengawali 2022, saya akhirnya jadi juga berkunjung untuk pertama kalinya ke Galeri Nasional di Jakarta. Bersama sahabat saya, Justice, kami mengunjungi salah satu pameran yang sedang berlangsung—Para Sekutu Yang Tidak Bisa Berkata Tidak. Kali pertama ke Galeri Nasional, saya sungguh-sungguh merasa ingin berkunjung kembali. Galeri Nasional ini estetik sekali, dari desain arsitektur, interior, sampai koleksi-koleksinya. Belum lagi pameran-pameran yang menarik hati. Galeri Nasional bagi saya, adalah salah satu tujuan dimana saya bisa bepergian kesana sendirian buat quality me-time. Sudah kebayang betapa tenangnya.


 

Staycation Cempaka Girls in Jakarta

Sayangnya, pandemi COVID-19 belum berlalu juga di 2022. Akibat pembatasan aktivitas berkerumunan (apalagi indoor), staycation menjadi salah satu pilihan wisata baru bagi yang jenuh di rumah aja. Tahun ini, saya janjian dengan sahabat-sahabat saya, Justice (yang sedang liburan dari Gorontalo) dan Chrystine, untuk staycation di salah satu apartemen unit di Jakarta yang bisa sewa harian. Sebelum ketemu, kami memastikan dulu memang sehat-sehat. Kami banyak bercerita lagi, masak-masak Gyoza, order Go-Food, sampai dijabanin sambil kerja (karena lembur di hari libur kadangkala bukan pilihan).



Menyusuri Jakarta Lagi Setelah Pandemi Sudah Lebih Longgar

Menjelang tengah tahun, WFH (work from home) mulai tidak lagi diberlakukan—termasuk di kantor saya. Perjalanan commuter mulai menantang lagi, event mulai digelar kembali, dan saya ikut mencoba beberapa pengalaman baru lainnya menyusuri ibukota. Beberapa yang berkesan: kali pertama car free day Jakarta diadakan lagi, Pameran Imersifa di Museum Nasional, kunjungan pertama ke Mbloc dan Patjar Merah Kaget di Posbloc Jakarta.




Kemudian, Saya Akhirnya +COVID-19 di Bulan Agustus

Setelah 2,5 tahun lamanya “lolos” dari COVID-19, saya akhirnya positif COVID-19 juga di bulan Agustus 2022. Tepat ketika perayaan peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia (17 Agustus), coba. Ketika kebanyakan orang malah udah sebodo amat untuk tetap pakai masker. Walaupun sepertinya saya menderita varian OMICRON yang tergolong tidak parah, bagi saya menderita COVID-19 tetap aja gak enak. Seperti menderita flu tapi aneh banget, pake lemas otot dan pegel-linu, hidung mampet sekian lama, batuk-batuk, diare, dan demam yang naik-turun. Bersyukur, masih bisa dapat antivirus dan paket isoman dari Kementerian Kesehatan. Saya juga dikirimi paket isoman dari teman-teman kantor, kiriman isoman dari sahabat-sahabat saya (Justice, Chrystine dan Utari, thank you!), dan ditemani kucing-kucing saya selama isoman.


(Kiri ke kanan) Hasil tes swab saya positif, paket obat isoman dari Kementerian Kesehatan, kiriman jus dan jahe merah dari Justice, rutinitas tiap pagi saya berjemur bersama Oreo sambil baca buku, kiriman paket sembako wkw dari kawan-kawan kantor (terima kasih!), kiriman brownies dan ayam goreng dari Citin dan mie ayam dari Utari, screenshot aplikasi Peduli Lindungi saya yang (sempat) hitam dan akhirnya hijau lagi.

Harus Merelakan Kepergian Blacki Black-Bluc Untuk Selamanya

Setelah kami kehilangan kucing Momong di Depok di tahun lalu, tahun 2022 ini kami kehilangan kucing Blacki Black-Bluc di Medan. Kalau Momong yang tiba-tiba lenyap dan gak pulang-pulang lagi, Blacki Black-Bluc ditemukan Mama sudah terbujur kaku di teras rumah—dikira mama sedang tidur seperti biasa, ternyata sudah pergi selama-lamanya. Blacki Black-Bluc dikubur mama di halaman rumah, di bawah pohon jeruk rindang kesukaannya untuk berteduh tidur siang. Paling sedih karena saya ga bisa pamitan karena sedang dinas ke Bangka dan bahkan belum sempat pulang lagi hampir dua tahun terakhir ke Medan untuk ketemu Blacki Black-Bluc. Rest in peace, my dearest Blacki Black-Bluc - you will be always deeply missed.


(Kiri ke kanan) Blacki Black-Bluc penjaga teras rumah kami, Blacki Black-Bluc juga senang dan betah menemani saya baca buku, foto saya dan Blacki Black-Bluc, dan pohon jeruk mama yang jadi tempat kesukaannya untuk berteduh tidur siang (di bawahnya, Blacki Black-Bluc dimakamkan)
 

Sempat Kehilangan Ayi & Oreo Juga, Tapi Mereka Balik Lagi

Ayi sempat hilang dan gak pulang-pulang selama tiga hari di awal tahun dan saya cemas bukan main. Ternyata di hari ketiga, Ayi pulang dan kondisi kesehatannya sedang tidak baik. Setelah beberapa hari, syukurlah akhirnya Ayi sehat lagi. Oreo, malah sempat hilang 28 hari! Ya ampun, saya nangis terus selama Oreo hilang, terus mengusahakan cara cari Oreo dari A-Z (bikin selebaran, keliling lingkungan rumah rutin untuk cari Oreo, kontak komunitas kucing untuk minta bantuan, minta tolong Ayi ikut nyariin, sampai coba layanan animal communicator). Karena segala cara sudah dicoba dan gak membuahkan hasil, akhirnya saya pasrah kepada Yang Maha Rahim (yang saya percaya menjadi tempat darimana segala sesuatu berasal dan tempat kemana segala sesuatu berpulang)—dan berniat ingin menjadwalkan doa novena. Baru niat padahal, eh keajaiban, Oreo tiba-tiba pulang sekitar jam 2-3 pagi. Saya pas sedang terbangun karena kucing Ayi dan tiba-tiba ada suara mengeong keras Oreo manggil-manggil dari teras rumah (hampir gak percaya karena gak menduga)! Pulang-pulang, Oreo kumal, nampak lelah sekali, dan kebingungan (kasihan huhu). Oreo akhirnya pulang setelah 28 hari hilang, saya senang dan lega bukan main. Keajaiban. Betul kata para penyayang kucing di forum, sampai kita lihat sendiri their dead bodies, never give up the hope.


(Kiri ke kanan) Poster yang saya buat dan tempel di sekitaran rumah untuk cari Oreo, Oreo yang kumal dan lelah (juga ada luka cakar di wajah) setelah hilang 28 hari, Adik yang jalan bareng cari Oreo meskipun hari hujan, Ayi yang pulang setelah gak keliatan tiga hari
 

Fun Trip to Jawa Timur

Di bulan Juli, gak wacana-wacana only, akhirnya saya dan beberapa teman di kantor jadi berangkat dolan Jawa Timur. Daftar kuliner kami cukup panjang, daftar tujuan wisata juga lumayan untuk hitungan perjalanan singkat. Pulang-pergi ke Jakarta naik kereta. Tujuan paling mengesankan adalah hidden gem Wisata Air Terjun Kakek Bodo di Pasuruan, Jawa Timur (ada pelangi kecil di antara air terjunnya dan kawasan hutan lindung ini teduh sekali untuk bermeditasi).



Pembelajaran Feminis Bersama Kak Ester Liniawati

Tahun 2022 ini, saya belajar banyak sekali dari Kak Ester Liniawati. Kak Ester Liniawati adalah penulis beberapa buku bertema psikologi & feminis. Di tahun 2022, dengan Penerbit Mojok, Kak Ester mempublikasikan kembali buku barunya—Akhir Dari Pejantanan Dunia: Psikologi Feminis Untuk Pembebasan Laki-Laki dan Perempuan. Berkolaborasi dengan Komunitas Perempuan Berkisah (komunitas tempat saya tergabung dan belajar banyak sekali juga), saya sempat IG Live bersama Kak Ester untuk mendiskusikan buku ini dan saya senang sekali bisa mendapat kesempatan ngobrol-ngobrol dengan Kak Ester. Selain itu, saya masih ketemu Kak Ester lagi di rangkaian Kelas Feminisme (Edisi Penjantanan Dunia) di 24-27 November 2022 dari EA Books dan bersertifikat dari Hypatia France.


Sangkin buku ini daging sekali dalam pembahasan kajian psikologi feminisnya, bookmark yang saya bubuhkan sampai sebanyak itu

Kucing Pepeng & Pirang di Kantor Diadopsi Rekan Kantor

Jadi selain Mami Daya, ada kucing lain yang suka singgah di ruangan kantor kami beberapa bulan belakangan. Seorang teman saya memberi namanya Pepeng dan Pepeng yang masih muda ini akhirnya hamil dan melahirkan satu anak kucing saja yang diberi nama Pirang. Pepeng ini posesif sekali, meskipun pendatang baru, dia suka ribut dengan Mami Daya yang pendiem (kasihan Mami Daya). Karena sebagian rekan kantor gak suka kucing, Pirang sempat dibuang ke pembuangan sampah kantor. Saya sendiri hanya bisa bantuan cari Pirang (untungnya ketemu), tapi gak sanggup untuk adopsi kucing lain di rumah (apalagi betina, karena Oreo posesif juga). Kasihan, akhirnya rekan saya yang penyayang kucing juga memutuskan mengadopsi Pirang (sekalian Pepeng yang masih menyusui Pirang) dan mereka dibawa pulang. Lega ya.



Pulau Bangka & Pulau Madura

Di 2022 ini, saya mencentang dua tujuan (pulau) yang belum pernah saya singgahi sebelumnya. Kalau di 2015, saya sudah pernah berkunjung ke Pulau Belitung—di 2022, saya mendapat kesempatan berkunjung ke Pulau Bangka. Di tahun 2022, saya juga akhirnya bisa menapakkan kaki di Pulau Madura (demi makan Bebek Sinjay, yang memang seenak itu!), dengan menyeberangi Jembatan Nasional Suramadu yang terkenal itu karena berhasil menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Madura dengan panjang 5.438 meter di atas laut (terpanjang di Indonesia). Siapa sangka nyeberang Jawa ke Madura bisa lewat jembatan dan hanya 6 menit?



 

Pengalaman-Pengalaman Baru di ‘Tahun Kedua’ & Awal Baru Lainnya

Di ‘tahun kedua’ ini (setelah memulai awal yang baru tahun lalu), saya bersyukur untuk sederetan pengalaman baru yang tidak saya sangka dan duga. Saya belajar banyak sekali. Salah satunya, ikut belajar mengenai kebijakan percepatan pengentasan kemiskinan ekstrem yang secara nasional diampu oleh TNP2K. Saya juga bersyukur di 2022 ini, baik adik saya maupun sahabat saya, Cidhu, juga memulai awal baru mereka masing-masing. Kalau menoleh ke belakang, rasanya lika-liku perjalanan kami sampai di titik ini sungguh tidak mudah—tapi sudah dilalui, dan saya bersyukur sekali.



 

Goodreads Reading Challenge of 2022

Tahun 2002 ini, saya tidak berhasil menyelesaikan target Goodreads Reading Challenge saya. Dari target 36 buku, saya hanya berhasil menyelesaikan 31 buku. Ternyata, setelah full WFO dan jadi anak kereta yang commuter-an Depok-Jakarta sepanjang weekdays, sudah menguras waktu, energi dan mood saya duluan (I am a slow & moody reader, indeed). Namun, saya bisa bilang, saya sangat menikmati buku-buku yang saya baca sepanjang tahun ini. Apalagi, layanan perpustakaan digital via aplikasi IPusnas dari Perpustakaan Nasional masih terus jadi salah satu sumber kebahagiaan di 2022, karena koleksinya yang banyak, diperbaharui dengan buku-buku baru, dan menarik hati sekali. Tiga buku terfavorit saya di 2022 adalah Mati Bertahun Lalu (Soe Tjen Marching, pinjam baca di IPusnas), Cat Stories (James Herriot, pinjam baca di IPusnas juga), dan Gadis Minimarket (Sayaka Murata). So, quality over quantity? Hehe.



Akhirnya, Pertama Kali Menapak di Tanah Papua

Cerita ingatan akan 2022 ini saya tutup dengan cerita kali pertama saya menapak di Tanah Papua. Kali pertama ini, saya mendarat di Kota Sorong dengan penerbangan Garuda langsung dari Jakarta—perjalanan 4 (empat) jam menjadi 6 (enam) jam jika disesuaikan dengan waktu kedatangan yang WIT, rasanya jetlag juga ternyata ya. Selain ke Kota Sorong, saya juga mengunjungi Kabupaten Tambrauw. Di Kota Sorong, saya senang sekali juga bisa temu-kangen lagi dengan salah satu teman baik saya di masa kuliah, Nana. Perjalanan saya ke Papua membuat saya bisa merenungi betapa menantangnya kondisi geografis Papua yang sangat luas dan betapa memang dibutuhkannya pembangunan infrastruktur di Tanah Papua.



Hal-Hal Sederhana Lainnya Yang Membuat 2023 Lebih Menyenangkan

Benih bunga yang saya bawa pulang dari Kebun Desa di Tangerang dan ternyata tumbuh sampai berbunga merah merona di taman rumah! Warna hijau lime (yellowish green) yang seperti warna daun-daun di halaman kantor, cerah dan terang—trend for fashion in 2022, I guess. Kado (beragam) teh bunga kering untuk usia ke-31 dari Justice. Ramen Bari Uma yang kaldu-kuahnya katanya dikirim langsung dari Hiroshima. Kue balok penuh cokelat, oleh-oleh dari Bandung. Bunga lily (bakung) putih yang sudah musimnya mekar lagi di taman rumah. Makanan khas lebaran ala Indonesia dari tetangga. Boneka amigurumi Merida dan gelas kuning Sally yang lucu sebagai koleksi baru. Bekal sarapan yang dimasak dan dibawakan Wibi dan dimakan bareng-bareng berempat. Buras dan oleh-oleh makanan khas lokal lainnya untuk merayakan ragam budaya Indonesia di kantor. Cokelat natal dan hampers natal yang ikut memeriahkan Desember 2022. Stroberi merah segar di atas roti dan yoghurt, yang warnanya saja sudah jadi mood booster. Lilin aromaterapi Body & Bath Works dari Justice, reed difuser dari Cidhu, dan teh artisan Kala Lara by Kala, yang membuat kamar saya dihiasai wewangian yang lebih tenang untuk me-time berkualitas.



__________________

Tahun 2022 ini menjadi tahun ketiga pandemi panjang. Namun, perlahan-lahan, dengan semakin terkendalinya varian COVID-19, new normal sudah bergeser balik ke kondisi sebelumnya. Saya harus mengakui bahwa saya juga agak kesusahan untuk beradaptasi ulang (betul, setelah pandemi, rasanya jadi lebih mager dan selektif sekali untuk bepergian). Acara-acara yang tadinya daring, mulai jadi luring lagi (dan saya selalu berharap, setidaknya mereka menyediakan opsi pelaksanaan hybrid). Yang pasti, penggunaan masker bagi saya sudah jadi kebutuhan wajib (apalagi tahun ini sempat ikut mengawal implementasi kebijakan intervensi eliminasi TBC dan ternyata, Indonesia adalah salah satu dari tiga negara dengan kasus tertinggi di dunia).

 

Dengan lagu Northern Downpour dari Panic! At The Disco sebagai personal soundtrack sepanjang 2022 saya, saya menyimpulkan 2022 dalam 3 kata berikut :

ak.li.ma.ti.sas.si

1. n penyesuaian (diri) dengan iklim, lingkungan, kondisi, atau suasana baru

2. n Tan penyesuaian tumbuhan atau binatang pada iklim yang berlainan dari iklim tempat asal sebagai akibat pemindahan

3. n Bio adaptasi fenotipe individu terhadap perubahan lingkungan yang terjadi akibat perlakuan percobaan, berupa penyesuaian morfologi atau fisiologi

ge.ra.wan

n warna yang bercampur sehingga kabur

kar.sa

1. n daya (kekuatan) jiwa yang mendorong mahkluk hidup untuk berkehendak

2. n kehendak; niat

 

Hal yang paling saya syukuri di 2022 adalah providensia dari Yang Maha Rahim, di tengah beragam kondisi. Untuk setiap pengalaman baru yang bisa saya lalui dan pelajari (yang bahkan, sering tidak saya duga). Untuk Oreo yang bisa pulang kembali ke rumah setelah hilang 28 hari. Untuk kesempatan menapak di daratan-daratan Indonesia yang belum pernah saya kunjungi sebelumnya. Untuk proteksi dan providensia selama saya positif COVID-19. Bagaimanapun, 2022 was a better year. It was better, and I am really thankful. Thank you, 2022.

No comments:

Powered by Blogger.