Dilts Foundation & Acara Kado Sahabat Anak 2014

July 15, 2014


Pembukaan Acara KADO Sahabat Anak di Museum Bank Mandiri, Kota Tua, 13 April 2014

Sudah tiga bulanan ini saya menjadi volunteer untuk acara KADO (Karya Anak Indonesia) 2014—sebuah acara yang cukup besar dari NGO yang fokus melayani anak-anak jalanan dan anak-anak marginal bernama Sahabat Anak. acara KADO ini sendiri sebenarnya sudah digelar semenjak tahun 2013. Jadi, tahun 2014 ini adalah tahun kedua acara KADO ini diselenggarakan dengan sekitar 30 rumah singgah atau yayasan mitra yang berpartisipasi. Acara ini sendiri merupakan sebuah acara dimana adik-adik binaan (yang pada umumnya adalah anak-anak marginal dan anak-anak jalanan) akan membuat sebuah proyek kreatif sesuai tema yang diberikan. Proyek ini sendiri memiliki tujuan yang ingin dicapai. Nah jika tahun 2013 lalu, KADO bertujuan melatih jiwa social enterpreneurship adik-adik—tahun 2014 ini, KADO bertujuan untuk mengajak mereka melakukan sesuatu yang berdampak bagi masyarakat sekitar mereka. Selama ini, sebagai anak marginal atau anak jalanan, mereka seringkali kurang mendapat penghargaan dari sekeliling atau bahkan keluarga, sehingga mereka mungkin merasa kurang berharga secara psikologis. Jika dikaitkan dengan semangat kebangsaan untuk mencintai Indonesia dan bangga terhadap Indonesia, hal ini jadi semakin sulit. Mereka sendiri mungkin tidak pernah merasa diakui sebagai bagian dari Indonesia, ketika secara identitas mereka tereksklusi. Biasanya anak-anak marginal dan anak-anak jalanan memang lahir tanpa akte kelahiran atau bahkan KK (Kartu Keluarga). Acara KADO tahun inipun ingin mengajak adik-adik ini menyadari bahwa mereka bisa berbuat sesuatu yang berharga dan Indonesia justru bangga memiliki mereka. Jadi, arah panahnya dibalik.

Saya mendapat kesempatan untuk menjadi volunteer yang mengambil bagian sebagai salah satu bagian dari Tim Penilai Independen Acara KADO Sahabat Anak 2014 ini dalam anugerah Tuhan. Setiap orang dari Tim Penilai Independen akan mengobservasi secara independen satu tim rumah singgah atau yayasan mitra peserta acara KADO ini. Ini menjadi seperti mirip penelitian ilmiah dalam versi lebih sederhana. Jadi ada sekitar 6 jenis worksheet yang harus kami isi, dimana worksheet ini terdiri dari kuesioner yang akan dibagikan ke adik-adik peserta sebagai pre-test dan post-test, untuk melihat apakah ada dampak signifikan tertentu dalam diri adik binaan peserta sebelum dan setelah mengikuti acara KADO dan mengerjakan proyeknya (ini worksheet 1 dan 6). Ada juga worksheet observasi pengerjaan proyek, mulai dari perencanaan, persiapan, dan pelaksanaan (worksheet 2, 3, dan 4). Selain itu, ada juga worksheet 5 untuk evaluasi dampak ke masyarakat sekitar mereka, sesuai dengan tujuan acara KADO tahun ini. Kemudian, dalam rapat pertama dari Tim Penilai Independen Acara KADO Sahabat Anak di Museum (Bank) Mandiri Kota Tua, Jakarta Pusat, 5 April 2014 lalu, saya pun diputuskan panitia untuk mengobservasi secara independen sebuah yayasan mitra Sahabat Anak di daerah Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Yayasan mitra ini bernama Dilts Foundation.

Seminggu kemudian, pada 13 April 2014, saya bertemu kakak-kakak volunteer pendamping dan adik-adik binaan dari Dilts Foundation ini di Acara Pembukaan KADO Sahabat Anak, masih di Museum Bank Mandiri Kota Tua, Jakarta Pusat. Adik-adik binaan Dilts Foundation yang ikut serta sebagai peserta dalam acara KADO ini berjumlah delapan orang dan semuanya mengenakan kaos yang seragam, berwarna putih dan bertulis Dilts Foundation. Kakak-kakak volunteer pendampingnya sendiri ada empat orang, karena setiap satu orang kakak akan mendampingi dua adik. Empat kakak volunteer pendamping adik-adik di Dilts Foundation ini biasa dipanggil Kak Udin (Koordinator), Kak Udi (Koordinator Lapangan Dilts Foundation), Kak Willy, dan Kak Dian. Kesan pertama saya terhadap mereka? Sangat senang. Mereka ramah-ramah. Dan baik. Sangat menyambut saya sebagai bagian dari mereka meskipun saya berperan sebagai Tim Penilai Independen.

Akhirnya, sudah tiga bulanan lebih ini saya terus menjalin komunikasi dan beberapa kali kunjungan ke Dilts Foundation yang berlokasi di Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Meski harus diakui, saya hanya bisa mengunjungi mereka ketika weekend karena tak bisa mengunjungi di weekdays (kantor saya letaknya jauh di daerah Lippo Cikarang, jika saya pulang jam 17:00, saya mungkin baru sampai paling cepat jam 20:00 di Dilts dan mereka tidak biasa mengerjakan proyek kado ini malam hari sepertinya, biasanya memang siang hari), saya tetap merasa saya belajar banyak baik dari Dilts Foundation, maupun acara KADO Sahabat Anak ini. Saya belajar sejumlah alat aplikatif penelitian psikologis untuk anak (yang dirancang oleh panitia, salah satunya adalah Kak Anna yang mengambil S2 Psikologi di Universitas Indonesia). Saya belajar bahwa menggerakkan adik-adik yang adalah anak-anak marginal dan anak jalanan ternyata tidak selalu mudah (ketika teman-teman sesama anggota Tim Penilai Independen lain sharing tentang rumah singgah atau yayasan mitra peserta yang mereka observasi di Rapat Tim Penilai Independen). Ketika ikut pertemuan para kakak volunteer pendamping setelah rapat pertama Tim Penilai Independen di Kota Tua pada 5 April 2013, saya juga belajar teknik penggalian masalah anak marginal dari WVI (Wahana Visi Indonesia), yang diundang sebagai fasilitator. Dan cara-caranya itu kreatif banget. Berikut beberapa metode yang bisa saya dokumentasikan secara sangat-amat-sederhana dengan kamera tablet saya.

Metode Pohon-Akar Untuk Mencari Penyebab-Dampak Masalah
Metode Untuk Menggali Mengenai Masalah Kekerasan Anak
Metode Untuk Menggali Masalah Sesuai Visi-Misi Komunitas
Saya juga belajar mengenai konteks pelayanan anak marginal dan anak jalanan yang lain lagi di Dilts Foundation ini (setelah sebelumnya pernah belajar dari beberapa yayasan dan rumah singgah yang lain). Saya cukup kagum untuk adik-adik yang kelihatan senang dan dapat membuat berbagai prakarya seni kreatif dari barang-barang bekas (ini proyek KADO mereka). Beberapa di antaranya ada boneka bros dari kain flanel, pigura foto dari kulit telur, bunga dan vasnya dari bekas bungkus rokok, koran bekas, atau botol Aqua. Ada yang sangat mahir menjahit kelihatannya. Rasanya bersyukur bisa mengenal Dilts Foundation dan setiap kakak pendamping serta adik-adik disana :)

Acara KADO ini akan ditutup dengan acara Jambore Sahabat Anak pada tanggal 30-31 Agustus 2014 nanti. Acara Jambore ini sendiri akan melibatkan 1.000 anak marginal dari berbagai daerah seperti Jakarta, Depok, Bogor, Tangerang, Bekasi, Bandung, Yogyakarta, Medan, Palembang, Makassar, Surabaya, dan Bali. Semuanya akan menginap bareng di tempat camp di daerah Ragunan (kalau tidak salah). Ada juga sekitar 500 orang volunteer pendamping bagi tiap adik peserta ini dan 200 orang volunteer panitia. Acara Jambore ini sekaligus untuk merayakan Hari Anak Nasional yang jatuh pada 23 Juli dan HUT RI yang jatuh pada 17 Agustus.



p.s. :

Untuk siapapun kalian yang ingin menjadi donatur untuk acara Jambore Sahabat Anak 2014 ini bisa menghubungi Alles/Ellen di 021-39185xx atau email ke info@sahabatanak.com. Bisa juga mengunjungi website NGO Sahabat Anak disini. Bentuk dukungan bisa berupa donasi barang (peralatan mandi, alat tulis, susu, biskuit), donasi uang (donasi pribadi, atau voucher Rp 10.000—untuk yang ingin menyumbang dalam bentuk voucher ini bisa kontak saya secara langsung), dan sponsor perusahaan (paket platinum, gold, silver, dan sahabat media). Bisa juga untuk menjadi volunteer pendamping tim kerja (kontak panitia langsung saja ya untuk informasi lebih lanjut). By the way, total biaya yang dibutuhkan sekitar Rp 826 juta rupiah! Besar ya :”) Dukungan anda dapat didonasikan langsung ke BCA 230-344-4432 KCU Kalimalang, Jakarta Timur, a.n. Yayasan Komunitas Sahabat Anak :)

No comments:

Powered by Blogger.