Suara Dukungan Saya Untuk Women's March Jakarta 2018
Mengakhiri dan
menghapuskan kekerasan berbasis gender adalah tema besar yang diusung Women’s March Jakarta di tahun 2018 ini. Sebagaimana kita tahu, masalah kekerasan
berbasis gender di Indonesia sudah semakin parah. Banyak tindakan main hakim
sendiri oleh masyarakat yang terjadi. Menurut Data Komnas Perempuan, tercatat
hampir 260.000 kasus kekerasan terhadap perempuan telah dilaporkan. Angka ini
tentu tak bisa terbilang sedikit. Indonesia butuh membuka mata lebar-lebar
terhadap masalah kekerasan berbasis gender, untuk kemudian dapat mengambil
langkah nyata untuk mengakhirinya.
Ada 8 tuntutan
yang disuarakan Women’s March Jakarta di tahun 2018 ini, terkait isu kekerasan
berbasis gender. Pertama, menghapus
hukum dan kebijakan yang diskriminatif dan melanggengkan kekerasan berbasis
gender. Kedua, mengesahkan hukum dan
kebijakan yang melindungi perempuan, anak, masyarakat adat, kelompok difabel,
kelompok minoritas gender dan seksual dari diskriminasi dan kekerasan berbasis
gender. Ketiga, menyediakan akses
keadilan dan pemulihan terhadap korban kekerasan berbasis gender. Keempat, menghentikan intervensi negara
dan masyarakat terhadap tubuh dan seksualitas warga negara. Kelima, menghapus stigma dan diskriminasi
berbasis gender, seksualitas, dan status kesehatan. Keenam, menghapus praktik dan budaya kekerasan berbasis gender di
lingkungan hukum, kesehatan, lingkungan hidup, pendidikan, dan pekerjaan. Ketujuh, menyelesaikan akar kekerasan
yaitu pemiskinan perempuan, khususnya perempuan buruh industri, konflik SDA,
transpuan, pekerja migran, pekerja seks, dan pekerja domestik. Kedelapan, mengajak masyarakat untuk
berpartisipasi aktif menghapus praktik dan budaya kekerasan berbasis gender di
lingkungan hukum, lingkungan hidup, pendidikan dan pekerjaan.
Tahun ini, saya
ikut bersuara untuk isu ini, untuk kita dapat mengakhiri
kekerasan seksual bersama-sama. Saya ikut bersuara melalui poster yang
sederhana. Tetap lebih baik untuk mencoba berbuat sesuatu meski sederhana,
daripada tidak sama sekali, iya kan?
Mengapa equality, mengapa kesetaraan? Karena
saya percaya, kekerasan berbasis gender berawal dari ketimpangan relasi kuasa
yang terjadi antar gender berbeda. Ada kelompok gender yang diuntungkan dan ada
yang dirugikan. Ada yang diberi privilege berlebihan dan ada yang tak
memilikinya sama sekali. Yang memiliki kuasa berlebih akan cenderung
mendominasi dan berusaha melegitimasi kelompok sendiri, menindas dan
mensubordinasi yang tak lebih kuat dan tak lebih berkuasa ini. Karena itu,
kesetaraan adalah jawaban. Kesetaraan yang mengupayakan keadilan bagi semua,
seluruh, tanpa membeda-bedakan atau mendiskreditkan. The future is equal. It must be.
Mengapa saya
bertanya sampai kapan menutup mata dan tidak peduli? Retorik. Karena saya percaya, bahwa
sudah saatnya setiap orang, tanpa
terkecuali, membuka mata. Terhadap kekerasan yang terus terjadi dan karena itu
harus segera diakhiri. Seharusnya tak ada lagi yang bersikap acuh tak acuh dan
tak peduli. Seharusnya tak ada lagi yang menutup mata dan menyepelekan begitu
saja. Kekerasan berbasis gender dalam bentuk apapun, dimanapun, oleh siapapun
dan terhadap siapapun, merupakan salah satu bentuk kejahatan yang harus diakhiri.
Tak ada satupun orang yang berhak menjadi pelaku kekerasan, pun tak ada satupun
orang yang boleh diperlakukan sebagai korban kekerasan berbasis gender. Untuk
itu, kita butuh pula negara hadir melindungi warganya. Kita perlu DPR RI
mengambil tindakan nyata untuk mensahkan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dan
menolak RKUHP (Ngawur).
p.s. :
Ngomong-ngomong, poster
saya sangat sederhana dan amatiran banget. Harus diakui, haha. Maklum, karena
tahun ini saya juga mengambil komitmen terlibat sebagai volunteer di Women’s March Jakarta 2018, saya sebenarnya ragu-ragu
untuk membuat poster sendiri. Kemungkinan volunteer harus bantu-bantu selama acara,
poster tentu hanya akan berakhir di gambar foto saja dan tak bisa
dibawa-dipegang kemana-mana (pikir saya dan benar juga ternyata, haha). Saya
jadi membuatnya seadanya saja tahun ini (H-1-banget dan sesungguhnya menyesali). Tahun
depan, saya akan membuat poster tumpahan aspirasi yang lebih serius lagi.
Yasss!! #LawanBersama
No comments: