3 Drama Korea 2017 & Refleksi Perjalanan Usia Kehidupan
Siapa
bilang hobi menonton drama Korea adalah hobi yang just for fun dan sia-sia? Belakangan ini, saya menemukan fakta
menarik tentang hobi menonton drama Korea. Bahwa melalui menonton drama Korea,
kita bisa berefleksi banyak tentang hidup. Ya, tentu inipun tergantung sekali
pada tema dan judul drama Korea yang ditonton. Namun, saya harus mengakui bahwa
tak sedikit drama Korea yang memang ditulis dan dibuat dengan banyak
pertimbangan akan realita kehidupan, sehingga ketika menontonnya, kita akan
mudah sekali merasa related, terkoneksi
dengan cerita. Seperti, drama Korea itu juga menceritakan kisah yang sebelas
dua belas dengan cerita kita, cerita yang mungkin umum dialami banyak orang
juga dengan latar belakang usia dan pengalaman yang mirip dengan kita.
Di
tahun 2017 kemarin, ada tiga drama Korea yang rilis yang saya rasa sangat
menarik untuk disimak dan ditonton, karena tema yang diangkat. Uniknya, ketiga
drama ini masing-masing berkisah tentang perjuangan hidup yang harus dijalani
umumnya orang di skala usia tertentu. Memang setiap skala usia kehidupan
memiliki pola perjuangannya sendiri, secara konformitas umum dan ini sangat
menarik untuk diperhatikan. Pun direfleksikan.
1. School 2017,
Untuk Usia Belasan Tahun
Untuk Usia Belasan Tahun
Menjadi
anak sekolah menengah atas yang bersiap-siap untuk masuk jenjang kuliah itu
tidak mudah. Ini merupakan tahapan final kita beranjak dari status siswa ke
mahasiswa, dimana banyak hal dipertaruhkan. Tak semua anak sekolah juga
akhirnya bisa menjejak lanjut jenjang kuliah dan menjadi mahasiswa. Banyak
faktor penyebab, dari kondisi finansial keluarga dan mahalnya biaya, sampai
persaingan dunia akademisi sekolah yang gila-gilaan. Belum lagi, jika kita
bicara soal mimpi.
School
2017 (KBS2, 2017) bercerita tentang isu ini. Tentang seorang siswi SMA bernama
Ra Eun Ho, yang senang sekali menggambar dan membuat komik. Dia ingin sekali
melanjutkan kuliah di salah satu universitas negeri, mengikuti passion-nya di bidang gambar-menggambar,
tapi jalannya memang tak mudah. Ia harus berhadapan dengan sistem sekolah yang
diskriminatif dan melevelkan siswa berdasarkan pencapaian akademis, sehingga
yang peringkat bawah akan terus tetap di bawah tanpa pernah didukung naik ke
atas. Sayangnya, Ra Eun Ho termasuk peringkat bawah, dalam pencapaian akademis.
Belum lagi, Ra Eun Ho harus berhadapan dengan kondisi finansial keluarganya
yang sulit. School 2017 tentu tak hanya fokus bercerita tentang Ra Eun Ho saja.
Banyak juga kisah anak remaja lainnya, dengan kondisi berbeda. Banyak cerita,
termasuk soal kisah persahabatan.
School
2017 bercerita banyak tentang mimpi masa muda. Bahwa anak remaja belasan tahun
harus mengenali diri dan menemukan mimpinya sendiri. Harus berani mengejar dan
memperjuangkannya, sambil tetap menikmati masa muda masa remaja yang tak akan
pernah terulang untuk yang kedua kalinya dalam hidup.
2. Fight For My Way,
Untuk Usia Dua Puluhan
Untuk Usia Dua Puluhan
Quarter
life crisis adalah salah satu krisis yang banyak dialami oleh kita yang
menginjak usia seperempat abad, atau sekitar 25 tahun ke atas. Dalam krisis
ini, kita banyak melihat kiri-kanan dan membandingkannya dengan diri sendiri :
segala pencapaian, pekerjaan, finansial, pendidikan, status, apapun. Tujuan dan
arah hidup kerap kali kita pertanyakan. Ini yang dibahas di Fight For Life
(KBS2, 2017). Apalagi, usia sudah pelan-pelan mau meninggalkan angka dua dan akan
memasuki angka tiga.
Drama
ini bercerita tentang empat orang yang berkawan dan memiliki mimpinya
masing-masing. Ko Dong Man, Choi Ae Ra, Baek Seol Hee, dan Kim Joo Man. Sedari
kecil, Ko Dong Man ingin menjadi petinju, Choi Ae Ra ingin menjadi announcer, dan Baek Seol Hee ingin
menjadi ibu rumah tangga yang berdedikasi. Kim Joo Man yang mereka kenal
kemudian ketika sekolah menengah, bercita-cita menjadi seorang pekerja swasta
yang mapan dan sukses, sehingga bisa memberi penghidupan yang layak bagi
keluarga prokreasinya di masa depan. Namun, perjalanan menuju mimpi setelah
dewasa, ternyata tak mudah. Tantangan ada-ada saja yang membuat putus asa,
bahkan mereka belajar bahwa mimpi pun ternyata bisa “berubah”.
Fight
For Life bercerita tentang mimpi juga, tapi di skala usia lanjutan setelah
remaja, ya usia dua puluh tahunan. Bahwa tuntutan hidup dan perjalanannya
memang bisa jadi tak seiya-sekata dengan mimpi yang kita punya, bahwa mimpi
juga bisa berubah tanpa menghapus passion
yang hidup di dalam diri kita. Bahwa kita punya kekuatan dan kemampuan,
bagaimanapun, untuk mewujudkannya.
3. Because This Is My First Life,
Untuk Usia Tiga Puluhan
Untuk Usia Tiga Puluhan
Bagaimana
kemudian perjalanan kehidupan di usia 30+? Tentu punya perbedaan dengan
perjalanan kehidupan di usia belasan dan dua puluhan. Di usia 30, kemapanan dan
pekerjaan tetap adalah salah satu ukuran yang sering dipakai masyarakat untuk
memberi label berhasil atau belum berhasil. Status lajang atau menikah adalah
ukuran lain. Sama dengan sudah atau belum memiliki rumah sendiri.
Because
This Is My First Life (tvN, 2017) bercerita tentang perjalanan hidup menempuh
usia 30-an dari Nam Se Hee dan Yoon Ji Ho, sebagai tokoh utama. Nam Se Hee
adalah seorang laki-laki yang cukup mapan dalam usianya, dia memiliki pekerjaan
tetap yang menjamin dan sudah memiliki rumah sendiri, meski masih dalam proses
mencicil. Hanya saja, dalam segala kemapanan itu, Nam Se Hee tidak ingin
menikah. Yoon Ji Ho, sebaliknya. Di usia 30an, dia masih bergumul dengan
pekerjaannya yang tidak tetap dan tidak menjamin, sebagai asisten writer drama.
Ia juga belum memiliki rumah sendiri. Ia memilih tidak pacaran atau menikah
karena kondisi finansialnya itu. Nam Se Hee dan Yoon Ji Hoo bertemu dalam kondisi
itu, sebagai housemate.
Kedewasaan
itu berat untuk dihadapi, menurut saya, itu salah satu esensi yang ingin
diceritakan drama ini. Namun, setiap orang menjalani kedewasaan itu pun untuk yang pertama kali. Jadi, tak
ada yang benar-benar ahli. Semuanya belajar dari setiap langkah kehidupan yang
dijalani menuju kedewasaan.
Jenjang
usia memang memiliki tantangan dan rute perjalanannya masing-masing. Tentu, tak
bisa selalu kita samakan dan seragamkan begitu. Setiap cerita kehidupan orang
adalah unik dan menarik, orisinil. Namun, setidaknya, apa yang diceritakan di
drama-drama ini adalah pola umum yang banyak dialami orang-orang. Jadi, drama
yang mana yang sudah kamu tonton?
No comments: