FILOSOFI DONUT
Medan. 10:59. Rabu. 30 June 2010.
♥ filosofi donut ♥
(sebelum anda yang membaca tulisan ini bingung) tulisan saya ini yang berawal dari kalimat berikut : mengapa donut? untuk relasi antara donut dan sejarah mengapa bisa saya dadakan membicarakan donut disini, saya tidak bisa menjelaskannya secara rinci saat ini. hanya berharap, anda siapapun yang membaca ini, bisa mengerti sendiri, hehe. (p.s. : jangan bingung yaa, haha)
persahabatan itu bisa diumpamakan seperti sebuah donut –menurut saya. maaf jika disini saya menuliskan donat yang seharusnya “donat” (bahasa Indonesia) dan dalam bahasa Inggris pun seharusnya “doughnut” dengan = donut. anggaplah itu kata penyebut “donat” atau “doughnut” baru yang saya ciptakan sendiri, versi saya. haha (maaf semena-mena).
dan kemudian, kita kembali lagi pada kalimat yang saya bold di atas, mengapa donut?
simple sebenarnya. gak tau deh apa udah ada orang yang berpendapat sama dengan pendapat saya ini. tapi menurut saya sih, ada empat alasan mengapa donut. pertama, karena donut itu bulat. tebak saja apa simbol terkait dari bundar atau bulat, anda pasti tau. ini harapan, semoga & amin. kedua, karena donut itu sederhana untuk dinikmati. topping memang beragam, tapi pada dasarnya donut tetap sesederhana itukan? tergantung seniman kuenya (haha, istilahnya dong :D) apa dia mau menambahkan topping superduper bergula, bermayones, atau asem karena ada buah-buahnya. ada pilihan (untuk menjalaninya). ketiga, karena untuk membuat supaya donut itu bulat, ada proses. supaya bundar sempurna, donut di-bentuk kan? dirapikan, disempurnakan agar bundar sempurna. keempat, karena relasi antara donut dan kebutuhan manusia. donut belum pernah dijadikan makanan pokok, seperti nasi (setau saya sih). persahabatan adalah salah satu kebutuhan manusia, walau memang bukan yang terutama dan bukan juga segala-galanya. akan tetapi, manusia tetap memerlukan-(nya) untuk melengkapi ruang-ruang tertentu di dalam kediriannya.
apa alasan seperti di atas sudah cukup menjelaskan?
untuk salah seorang sahabat saya yang pernah mempertanyakan mengenai ini : filosofi donut, inilah ♥ maaf jika agak abstrak dan membingungkan, hehe tapi gimana donut-nya? enak kan? hehe
p.s. :
sepertinya asik kalo sekali-kali ke J.CO atau dunkin untuk merayakan hari donut ini? hoho :3
(sebelum anda yang membaca tulisan ini bingung) tulisan saya ini yang berawal dari kalimat berikut : mengapa donut? untuk relasi antara donut dan sejarah mengapa bisa saya dadakan membicarakan donut disini, saya tidak bisa menjelaskannya secara rinci saat ini. hanya berharap, anda siapapun yang membaca ini, bisa mengerti sendiri, hehe. (p.s. : jangan bingung yaa, haha)
persahabatan itu bisa diumpamakan seperti sebuah donut –menurut saya. maaf jika disini saya menuliskan donat yang seharusnya “donat” (bahasa Indonesia) dan dalam bahasa Inggris pun seharusnya “doughnut” dengan = donut. anggaplah itu kata penyebut “donat” atau “doughnut” baru yang saya ciptakan sendiri, versi saya. haha (maaf semena-mena).
dan kemudian, kita kembali lagi pada kalimat yang saya bold di atas, mengapa donut?
simple sebenarnya. gak tau deh apa udah ada orang yang berpendapat sama dengan pendapat saya ini. tapi menurut saya sih, ada empat alasan mengapa donut. pertama, karena donut itu bulat. tebak saja apa simbol terkait dari bundar atau bulat, anda pasti tau. ini harapan, semoga & amin. kedua, karena donut itu sederhana untuk dinikmati. topping memang beragam, tapi pada dasarnya donut tetap sesederhana itukan? tergantung seniman kuenya (haha, istilahnya dong :D) apa dia mau menambahkan topping superduper bergula, bermayones, atau asem karena ada buah-buahnya. ada pilihan (untuk menjalaninya). ketiga, karena untuk membuat supaya donut itu bulat, ada proses. supaya bundar sempurna, donut di-bentuk kan? dirapikan, disempurnakan agar bundar sempurna. keempat, karena relasi antara donut dan kebutuhan manusia. donut belum pernah dijadikan makanan pokok, seperti nasi (setau saya sih). persahabatan adalah salah satu kebutuhan manusia, walau memang bukan yang terutama dan bukan juga segala-galanya. akan tetapi, manusia tetap memerlukan-(nya) untuk melengkapi ruang-ruang tertentu di dalam kediriannya.
apa alasan seperti di atas sudah cukup menjelaskan?
untuk salah seorang sahabat saya yang pernah mempertanyakan mengenai ini : filosofi donut, inilah ♥ maaf jika agak abstrak dan membingungkan, hehe tapi gimana donut-nya? enak kan? hehe
p.s. :
sepertinya asik kalo sekali-kali ke J.CO atau dunkin untuk merayakan hari donut ini? hoho :3
No comments: