The School Nurse Files: Kemasan Kreatif Drama Genre Horor

October 12, 2020

Akhir September ini, ada satu drama asal Korea Selatan yang begitu menarik perhatian. Mengangkat genre horor tapi dalam ‘kemasan berbeda’, The School Nurse Files menjadi topik yang hangat dibicarakan para penggemar drama Korea. Drama yang tayang di Netflix ini mengangkat kisah tentang seorang perawat yang sehari-harinya bekerja di sekolah bernama Ahn Eun-Young (Nurse Ahn), yang memiliki kemampuan untuk melihat jelly. Kemampuan melihat jelly itu sudah ia miliki sedari kecil, dengan pengalaman yang tak bisa dibilang menyenangkan—sampai akhirnya, Nurse Ahn bisa menyiasati dan melindungi dirinya (pun orang lain), menjadikan kemampuan khususnya itu kekuatan dan bukan kelemahan. Ngomong-ngomong, jangan kaget, jelly yang disebut-sebut dan muncul sepanjang film ini maksudnya adalah hantu. Menarik sekali kan?


Official poster of The School Nurse Files. Photo credit : Netflix.

Nah, saya merangkum setidaknya ada 10 alasan mengapa drama asal Korea Selatan, The School Nurse Files (2020), sangat berkesan bagi para penontonnya dan sangat direkomendasikan untuk ditambahkan dalam daftar tontonan kamu juga :

 

1. Hantu berwujud jelly yang kreatif dan lucu-lucu.

Hantu dalam drama The School Nurse Files bisa dibilang anti-mainstream, tak muncul dalam sosok seram menakutkan selayaknya di drama-film pada umumnya. Hantu dalam drama ini tampil dalam rupa berbeda dan juga disebut dengan sebutan berbeda. Jelly. Ya, seperti agar-agar yang nampak lucu dan warna-warni. Meski begitu, bukan berarti hantu-hantu berwujud jelly ini tidak berbahaya ya. Ukuran dan jenisnya pun sangat beragam.

 

2. Horor dalam kemasan berbeda.

Jika biasanya sosok hantu adalah salah satu ujung tombak utama film-drama horor, The School Nurse Files punya pendekatan yang berbeda. Kesan horor dalam drama ini muncul bukan dari sosok hantu, tapi hal-hal lainnya. Salah satunya dari raut tersenyum dan tertawa para tokoh dalam cerita (Nurse Ahn, apalagi haha), khususnya di episode awal dimana banyak murid kerasukan dan naik ke lantai teratas, ingin terjun ke bawah.

 

3. Musik latar dan sound effect yang unik pula.

Sulit untuk dijelaskan secara rinci dan memang harus disimak sendiri. Intinya musik latar dan sound effect drama ini seperti paduan antara keseruan, kesan yang lucu-lucu imut, santai, tapi juga horor, sekaligus. Musik latar dan sound effect untuk drama ini rasanya adalah bagian yang tak terpisahkan yang ikut membangun keunikan drama The School Nurse File. Seru!

 

4. Eksplorasi cerita yang kaya.

Drama ini jago untuk mengeksplorasi ceritanya, tak luput mengangkat beragam kisah yang mampu menyentuh hati penonton juga. Simak kisah hantu anak perempuan di taman kanak-kanak yang menjadi teman Nurse Ahn sedari masih kecil sampai ia telah dewasa, si pemakan serangga (Baek Hye-Min), dan kisah hantu teman laki-laki Nurse Ahn.

 

5. Episode yang gak panjang-panjang.

Hanya 6 episode saja loh, total episode dari drama The School Nurse Files ini. Saya bahkan baru ingat dan baru sadar ketika saya sudah sampai di episode 6 (episode terakhir) dan terkejut. Gak biasa buat drama Korea yang biasanya 16-20 episode, atau minimal 8 episode. Cocok banget buat yang kepingin nonton drama Korea tapi gak bisa dedikasi banyak waktu buat binge-watching nih.

 

6. The School Nurse Files ditulis & disutradarai perempuan.

Bagi saya, ini poin plus yang perlu dirayakan (sebagai seorang feminis), di tengah industri film yang masih belum lepas dari bias gender dan kurangnya representasi perempuan. Yes, naskah drama ini ditulis oleh Jung Se-Rang & disutradari Lee Kyoung-Mi, dua perempuan berbakat dari Korea Selatan. Standing applause untuk karya yang baik dan unik ini!

 

7. Menyinggung sekilas isu-isu penting kekinian, tapi lagi-lagi dalam kemasan berbeda.

Salah satu adegan yang bikin saya speechless adalah adegan dimana orang-orang (para guru di sekolah itu) tertawa terbahak, menertawakan isu LGBTQ dan disabilitas—tetapi ini sebenarnya menjadi semacam sarkasme dalam drama ini, sindiran terhadap cruelty atau ‘kekejaman’ orang-orang yang fanatik kontra dan mendiskreditkan rekan-rekan LGBTQ dan penyandang disabilitas. Menarik sekali.

 

8. Somehow, it can make us so relatable dengan kedalaman penokohannya.

Tokoh-tokoh utama The School Nurse Files bisa dibilang bukan tokoh-tokoh yang ‘cemerlang’ yang biasa tampil dalam drama-drama Korea mainstream. Sebaliknya, dua tokoh utama dalam drama ini justru menjadi representasi dari sosok-sosok yang nampaknya outcast, dianggap ‘aneh’ dan tidak biasa. Pengalaman hidup mereka pun tak mudah, dapat berbagi common humanity dengan penonton. Misalkan, ketika Hong In-Pyo susah-payah dan begitu desperate terseok-seok keluar dari basement dengan kakinya yang pincang (yes, Hong In-Pyo mengalami kepincangan sejak satu kecelakaan) untuk menghindari bahaya spiritual-mistis yang mengancam setelah ditinggal Nurse Ahn yang pergi lari sendirian. Atau, bagaimana Nurse Ahn yang sempat begitu frustasi dengan kemampuannya untuk melihat jelly.

 

9. Alur cerita sulit ditebak dengan ending yang not bad.

Menyimak drama ini seperti dibawa berpetualang bebas, sulit menebak bagaimana ceritanya akan berakhir. Bisa dibilang, drama ini penuh banyak kejutan. Gak kepingin spoiler, singkatnya menurut saya, akhir drama ini not bad.

 

10. Tokoh utamanya memiliki bakat acting yang memukau.

Catatan tambahan yang penting, tentu. Dua tokoh utamanya diperankan oleh aktris dan aktor yang memang sangat berbakat dalam dunia acting. Nurse Ahn diperankan oleh Jung Yu-Mi, aktris yang juga berperan sebagai Kim Ji-Young yang mengalami depresi postpartum di film Kim Ji-Young, Born 1982 (2019). Hong In-Pyo diperankan oleh Nam Joo-Hyuk, aktor yang sedang naik daun, bisa memerankan berbagai karakter berbeda, dan acting-nya yang paling memukau dalam drama In The Light of Your Eyes (2019).

 


Harus diakui, tak semua penonton memang cocok dengan kemasan yang ditawarkan dalam drama The School Nurse Files ini. Saya membaca juga feedback dari beberapa penonton yang merasa bingung dan aneh setelah menonton drama The School Nurse Files. Lagi-lagi soal preferensi. Namun, harus dicoba menyimak dulu sebelum menyimpulkan cocok atau tidak kan? Siapatahu kamu juga seperti saya yang ternyata termasuk para penonton yang sangat terhibur dan menikmati drama dengan kemasan yang baru dan unik ini sampai habis tuntas binge-watch dalam sehari. Cus, langsung sambung ke Netflix!*


No comments:

Powered by Blogger.