Untuk Kamu Yang Ingin Kursus Menyetir Mobil Matic
Salah satu hal yang
menjadi target saya tahun ini adalah bisa mengemudi mobil. Sebenarnya saya
tidak merasa hal ini penting untuk diprioritaskan—tetapi karena permintaan
keluarga, mengingat ayah saya tak lagi bisa mengemudi mobil setelah serangan
penyakit stroke, akhirnya saya menjadikannya sebagai target saya juga. Saya akhirnya
memilih belajar mengemudi mobil matic, dengan pertimbangan mobil keluarga juga
adalah mobil jenis matic—dan demi menghemat waktu, saya tak lagi belajar
mengemudi mobil secara manual.
Jadi, selama sebulanan kemarin, saya berusaha keras untuk bisa belajar mengemudi mobil. Saya jelas pengemudi pemula, karena sama sekali tidak bisa mengemudi mobil sebelumnya (saya pernah mencoba belajar mengemudi mobil manual ketika SMA, tapi hanya sebentar dan tidak serius—waktu itu, kebetulan usia saya juga belum mencukupi untuk mendapatkan SIM). Saya juga tidak bisa mengendarai sepeda motor (ayah saya pernah kecelakaan ketika muda, sehingga keluarga saya menghindari sepeda motor), jadi saya belum akrab dengan ruwetnya lalu lintas jalan raya.
Photo by Will Truettner on Unsplash |
Setelah menjalani proses
belajar, saya mendapat banyak pengetahuan
baru. Saya ingin membagikannya dalam tulisan ini, siapatahu dapat membantu
teman-teman yang ingin belajar mengemudi mobil (matic). Ternyata, ada banyak
hal penting yang harus kita perhatikan sebelum dan sepanjang proses belajar mengemudi
ini—khususnya, jika kita belajar di tempat kursus mobil.
Nah, jika kamu memilih
untuk belajar di tempat kursus mengemudi, berikut beberapa tips untuk memilih
tempat kursus mengemudi mobil matic (yang sebenarnya bisa juga diadopsi untuk
kursus mengemudi mobil manual).
1. Caritahu lebih dari satu tempat kursus dan
bandingkan.
Jangan hanya mencari satu
saja tempat kursus, ada baiknya minimal kamu memiliki dua pilihan. Jadi kamu
bisa membandingkan mana yang lebih baik dan lebih cocok sesuai kebutuhan kamu—secara
budget apalagi. Pastikan juga kalau
kamu mencari tempat kursus yang terpercaya, memiliki legalitas, dan review yang bagus dari ex
murid-muridnya.
2. Pastikan kamu tahu segala informasi yang
dibutuhkan.
Sesuaikan budget kamu. Pastikan berapa biaya total
kursus, untuk berapa sesi dan berapa lama durasi waktu per sesinya. Biasanya
kursus mengemudi mobil matic lebih sedikit sesinya dibanding kursus mengemudi
mobil manual. Misalkan, untuk harga yang sama di tempat kursus saya, kursus
mengemudi mobil manual dipaket dalam 15 sesi dan kursus mengemudi mobil matic
dalam 12 sesi. Caritahu juga bagaimana instrukturnya. Bagaimana pembayaran
biaya kursus dan proses belajar. Mobil apa yang akan digunakan.
3. Tetapkan timeline
kamu.
Pastikan kamu punya cukup
waktu. Misalkan, di tempat kursus saya, mengemudi mobil matic disiapkan dalam
12 sesi, yang harus memilih antara weekend
atau weekdays. Itu berarti kamu
harus menyiapkan minimal 12 hari yang
cukup lenggang waktunya untuk kursus ini. Minimal, karena bisa jadi lebih dari
itu, jika ada halangan hari izin, baik dari kamu atau tempat kursus. Seperti di
tempat kursus saya, berarti jika kamu memilih paket weekdays, kamu harus menyediakan waktu selama setidaknya 3 minggu
(hanya senin-jumat). Lalu, jika kamu memilih paket weekend, kamu harus menyediakan waktu selama setidaknya sebulan
setengah (hanya sabtu-minggu kan). Pastikan juga tempat kursus memang tersedia
di jam yang kamu bisa, misalkan setiap jam 5 sore.
4. Secara khusus, pastikan tentang ketersediaan
instruktur.
Biasanya, tempat kursus
mengemudi lebih banyak menyediakan instruktur (dan mobil) untuk pilihan
mengemudi manual. Di tempat kursus saya sendiri, hanya ada satu instruktur dan
satu mobil untuk kursus mengemudi mobil matic. Ngomong-ngomong, pengaruhnya adalah
ketika instrukturnya sakit-berhalangan atau mobilnya rusak, pasti akan
berpengaruh ke timeline kamu yang
bisa jadi mundur-ngaret dari rencana sebelumnya.
5. Perhatikan aturan dari tempat kursus.
Misalkan, di tempat
kursus saya, tidak ikut kursus selama tiga hari berturut tanpa izin, maka sesi
dianggap selesai. Pembayaran dilakukan di depan, jadi kalau tidak mau rugi,
kamu harus memberi perhatian lebih pada hal-hal semacam ini. Tanda absensi tiap
sesi dan tanda bukti pembayaran, termasuk yang harus diperhatikan ya.
6. Lebih baik untuk memilih-mencari tempat kursus yang
tidak terlalu jauh dari rumah, kampus, atau kantor kamu (tempat kamu
beraktivitas sehari-hari).
Tujuannya, supaya ringkes
atau tidak mager (haha). Jadi tidak
makan banyak energi lebih, pun efisien. Kalau kamu mau bayar lebih dan gak mau
repot, bisa saja mencari tempat kursus yang menyediakan layanan antar-jemput.
7. Jika kamu memiliki kondisi khusus, seperti
difabilitas, pastikan tempat kursus ramah terhadap difabilitas dan menyediakan
layanan untuk murid difabilitas juga.
Tidak semua tempat kursus
bisa memberi layanan ini, karena memang dibutuhkan instruktur yang sudah
terlatih dan berpengalaman. Di tempat kursus saya, layanan ini disediakan.
Misalkan, kemarin ada sesama murid yang mengalami difabilitas di bagian kaki
(sepertinya karena penyakit polio).
Photo by Raivis Razgals on Unsplash |
Beberapa tips belajar dari
refleksi pengalaman saya sebagai pemula yang belajar mengemudi mobil matic.
1. Kamu harus aktif dalam bertanya.
Mungkin instrukturnya
tidak menerangkan detail bagian-bagian mobil dan hanya menjelaskan seperlunya
jika tidak kamu tanya, seperti instruktur saya. Saya ingat pertemuan pertama,
saya hanya diberitahu tentang gas dan rem, lampu sen, kemudi, dan gigi. Itu saja.
Tidak ada dijelaskan mengenai cara menghidupkan mobil (berarti dianggap sudah
tahu kan, ya memang saya sudah tahu karena bocoran dari ibu saya, tapi ada saja
yang belum tahu dong), atau rem tangan (saya harus tanya lagi secara aktif).
Wiper, lampu, dan lain sebagainya sama
sekali tidak diberitahu (karena saya juga skip bertanya). Sejujurnya,
saya cukup kecewa.
2. Jika kamu memiliki mobil di rumah yang akan kamu
kendarai ke depannya, ambil waktu untuk mengamati dan membandingkan bagian
dalam mobil kamu dan mobil di tempat kursus.
Jenis atau merk mobil
beda, tentu bagian dalamnya berbeda. Misalkan, di tempat kursus saya mobilnya
Toyota dan mobil di rumah Honda—ketika saya perhatikan, lumayan beda. Mobil di
tempat kursus jauh lebih besar dan lebih berat, di kemudi juga (Toyata Rush). Tanya-tanya lagi
keluargamu yang sudah lebih akrab dengan mobil kamu. Jangan sampai kamu gak
akrab sama mobil sendiri.
3. Sebaiknya pertama-tama, berlatih dulu di semacam
komplek perumahan yang sepi, daripada langsung ke jalanan ramai.
Kamu perlu membiasakan
diri dengan fitur-fitur mobil matic, seperti rem, gas, gigi, kemudi dan lampu
sen. Membiasakan diri dengan jenis-jenis belokan dan seberapa banyak kemudi
harus diputar untuk setiap jenis belokan. Membiasakan diri dengan mengganti
pilihan gigi (tuas transmisi mobil matic) ke P, D, R, atau N. Membiasakan diri dengan hanya menggunakan kaki kanan untuk pedal gas dan rem, secara bergantian. Berlatih di
semacam komplek perumahan yang sepi akan membantu sekali. Masalahnya, beberapa
tempat kursus, seperti tempat kursus saya biasanya langsung membawa muridnya
turun ke jalan raya sejak hari pertama. Ini
agak merepotkan karena perhatian kita terbagi, antara belajar fitur mobil dan
menyesuaikan diri dengan riweuhnya lalu lintas jalan raya.
4. Mengemudi butuh pembiasaan, ternyata tidak bisa hanya mengandalkan sesi kursus.
Kamu perlu belajar
sendiri di luar jam kursus. Dua belas hari dengan hanya setengah jam per sesi
per hari tentu sangat terbatas dan tidak maksimal. Beberapa bagian dari
mengemudi juga butuh latihan dan pembiasaan khusus
berulang kali—misalkan, belajar parkir atau berbelok. Di tempat kursus saya
kemarin, belajar parkir dan mundur hanya
dilakukan sekian menit di pertemuan terakhir (yang jelas, jadi ala kadarnya,
sekedar tahu saja). Beberapa menit yang disempilkan di sesi terakhir kursus
untuk belajar parkir tentu hanya mengajarkan prinsip dasar dan kamu perlu berlatih lagi.
5. Agar kursus efektif, kalau kamu rajin, bisa membuat
semacam catatan progresif untuk setiap sesi.
Lalu di tengah jam yang
terbatas bagaimana kursus bisa efektif? Sebenarnya saya berharap tempat kursus
saya memiliki semacam kurikulum ringkas (misalkan pertemuan pertama fokusnya
apa sampai terakhir), tapi mereka sepertinya tidak punya. Jadi instruktur
fleksibel melihat perkembangan kemampuan murid dan mendampingi untuk yang masih
kurang. Jadi kalau kamu rajin, kamu yang bisa aktif membuat semacam catatan
untuk setiap sesi. Di sesi pertama, kamu belajar apa, kamu masih kagok di
bagian apa. Atau jika kamu tidak rajin (hehe) atau tidak sempat, kamu bisa
mengevaluasi lisan dalam pikiran saja, apa yang kamu masih kurang di setiap
sesi—supaya besoknya kamu tahu apa yang harus kamu kejar pelajari. Bisa
tanyakan juga pada instruktur kamu tentang pendapat personalnya.
6. Kamu bisa memperhatikan murid lain ketika sesinya
masih berlangsung.
Memperhatikan proses
belajar orang lain juga bisa membantu kamu belajar lebih banyak tentang
mengemudi mobil matic. Kamu bisa memperhatikan bagaimana proses belajar murid
lain dan tips yang diberikan instruktur, yang bisa saja berguna juga untuk
proses belajar kamu.
7. Dalam proses belajar, kamu harus fokus,
konsentrasi, sabar, dan tidak panik.
Mungkin kamu kurang cocok
dengan cara mengajar instruktur. Mungkin jalanan padat membuat kamu grogi.
Mungkin kamu sedang ada beban pikiran dari urusan sehari-hari. Tapi kalau
sedang dalam sesi kursus mengemudi, kamu harus belajar fokus, konsentrasi,
sabar dan tidak panik. Dirangkum dengan mengendalikan
diri. Karena, jika tidak, pasti akan berpengaruh sangat banyak untuk proses
pembelajaran kamu.
8. Ingat dan jangan lupa, kamu sedang dalam proses
belajar.
Mungkin kamu beberapa
kali melakukan kesalahan, yang berulang—tidak
apa, kamu sedang belajar. Mungkin kendaraan lain tidak sabar dan
mengklakson kamu di jalanan—tidak apa,
mereka melihat tanda kursus mengemudi di mobil kamu, kamu sedang belajar.
Dulu mereka juga pasti sama kagoknya ketika pertama belajar mengemudi kok. Itu
jalanan umum dan bukan hanya jalan milik mereka. Kamu, juga perlu bersabar
terhadap proses diri sendiri, yang butuh waktu untuk belajar mengemudi.
9. Jika kamu merasa tidak nyaman sendirian (tidak
bermaksud seksis tapi biasanya para perempuan, mengingat kenyataan lingkungan
kita yang tidak aman untuk para perempuan), maka kamu bisa izin pada tempat
kursus untuk ditemani salah seorang teman atau keluarga kamu selama sesi
kursus.
Saya sendiri tidak sih,
karena memang tidak ada yang available untuk
menemani saya selama kursus. Saya juga melihat kondisi sejak sesi pertama,
bahwa ada murid-murid lain yang berbarengan dengan saya (akan gantian setelah
setengah jam sesi masing-masing habis) dan itu cukup banyak. Pun ternyata, yang
ikut kursus mengemudi mobil matic ini kebanyakan adalah perempuan. Namun, jika
kamu memang ingin ditemani, usahakan keluarga atau teman yang menemani kamu
bisa memberi masukan dan respon konstruktif selama proses belajar ya.
10. Mengemudi di hari siang yang terang dan di hari
malam, hari hujan dan tidak hujan, berbeda. Belajar
lagi.
Kamu perlu juga mengambil
waktu di luar kursus mobil untuk belajar di hari malam—karena biasanya tempat
kursus tidak menyediakan jam belajar malam hari. Apalagi mengemudi mobil pada
malam hari lebih menantang, karena kurangnya cahaya dan hanya mengandalkan
lampu jalan dan lampu mobil. Belajar tentang penggunaan dan kegunaan fitur
lampu mobil di jalanan, termasuk. Saya sendiri ternyata cukup kesusahan ketika
mencoba mengemudi mobil di malam hari dengan kondisi hujan sangat deras—benar-benar
perlu pembiasaan dan konsentrasi lebih.
11. Kalau kursus mengemudi menguras energi dan emosi
kamu, pastikan kamu self-care yang
cukup setelah kursus ya.
Makan es krim atau cokelat
untuk mood booster. Tidur dan
istirahat yang cukup. Belajar mengemudi mobil ini bisa menguras energi dan emosi
juga lho, misalkan karena di jalanan kamu harus banyak sabar terhadap pengemudi
lain yang tidak sabar. Atau ketika melihat jalanan begitu macet sementara kamu
yang masih belajar mengemudi terjebak di tengah-tengahnya, hehe.
12. Pastikan kamu memahami aturan lalu-lintas sebelum turun
ke jalan.
Kamu perlu memahami
tentang safety driving, bahwa
mengemudi bukan hanya tentang keselamatan kita sebagai pengemudi atau
orang-orang yang ada di dalam mobil kita—tetapi setiap orang lainnya di jalan raya yang kita lalui. Kecelakaan
mobil seringkali merugikan atau mengorbankan orang atau kendaraan lain di jalan
raya, meskipun mereka tidak tahu-menahu dan tidak ada hubungannya dengan kita.
Taruhannya nyawa. Karena itu, mematuhi rambu dan aturan lalu lintas adalah wajib. Dengan kesadaran sendiri ya.
________________________________
Belajar mengemudi tentu
tidak harus dengan ikut kursus mengemudi. Kamu bisa saja meminta bantuan
anggota keluarga atau kenalan yang sudah berpengalaman dan cukup sabar (catatan: ini penting banget, karena ketidaksabaran instruktur berpengaruh negatif bagi para
pengemudi pemula) untuk menjadi
instruktur kamu. Kedua opsi ini punya plus-minusnya masing-masing.
Photo by Adrien Ledoux on Unsplash |
Belajar mengemudi dengan
bantuan anggota keluarga atau kenalan, tanpa kursus, mungkin memiliki nilai plus soal hemat biaya dan fleksibilitas (kamu
bisa bebas belajar dimana saja, di tempat kursus biasanya sudah memiliki rute
sendiri). Kamu juga bisa lebih leluasa, karena mengendarai mobil sendiri dan
lebih cepat akrab dengan fitur mobil. Harus diakui, rata-rata kursus mengemudi memang
menyediakan mobil, tetapi instruktur tetap memegang kendali untuk rem tangan, spion,
dan membantu mengendalikan rem kaki (tambahan), juga setir (nilai minus untuk
opsi belajar di tempat kursus, karena kamu jadi tidak 100% mandiri dalam
belajar mengemudi).
Belajar mengemudi di
kursus mengemudi, nilai plusnya ada di jadwalnya yang rutin. Meskipun durasi
hanya setengah sampai satu jam per sesi per hari, karena kamu melakukannya
setiap hari, kamu jadi terbiasa. Kalau memang kamu takut mobilmu lecet, ya
belajar mengemudi di tempat kursus menyediakan opsi supaya kamu tidak perlu
memakai mobil sendiri kan. Kalau saran saya, ada baiknya kamu menggabungkan
kedua opsi (ambil kursus mengemudi, tetapi belajar lagi juga dengan anggota
keluarga atau kenalan kamu), supaya makin mantap betul, hehe.
Jadi, selamat belajar
mengemudi mobil. Jangan lupa, tetap safety
driving ya!
No comments: