Belum 100 Deret Judul Korea Drama (Sebuah Arsip)


Kali ini, tulisan saya akan ngomongin tentang K-drama. Haha, saya mau pengakuan dulu ya. Ya, saya juga adalah salah seorang penikmat drakor atau drama korea atau, yang biasa disingkat K-Drama. Sebenarnya masih baru sih, baru dari sekitar tahun 2013 lalu. Beberapa mungkin ada yang menghitung, lah ini 2018 berarti udah lumayan lama dong 5 tahun? Tunggu dulu. Kamu belum tahu saja betapa banyaknya teman-teman saya yang sudah menggandrungi K-Drama sejak masih kuliah bahkan sekolah, haha. Sementara, di 2013 itu, posisinya saya sudah tidak lagi mahasiswa, jadi bisa dibilang, saya cukup terlambat ketimbang teman-teman saya yang lainnya, hahaha.

Yang baru-baru ini nge-trend banget, haha Laughter in Waikiki / Welcome to Waikiki (2018)
Genre-nya comedy (banget-banget, terhibur sekali karena drama ini), dengan sedikit romance

Memang ada K-drama yang sudah saya tonton sebelum 2013. Full House (2004), misalkan—K-drama paling jagoan yang sepertinya rata-rata orang tahu meski bukan penikmat K-drama sebegitunya. Gak lupa A Jewel In The Palace (2004), yang zaman itu masih tayang di Indosiar kalau saya tidak salah, haha. Saya setia mengikuti sampai habis lho, ngomong-ngomong, haha. Karena ceritanya bagus dan menarik sekali bagi saya, menyorot kebudayaan Korea zaman dulu dan bercerita tentang kehidupan kerajaan dinastinya. Selain itu, rata-rata saya tonton setelah 2013 memang.

Awalnya, saya bukan tipikal pilih-pilih judul dan genre. Bahkan, meskipun tidak terlalu senang dengan genre romance, saya tonton saja, sebagai selingan hiburan, haha. Tapi belakangan ini, apalagi koneksi internet di rumah sudah dengan free unlimited wi-fi, saya bisa nikmat menonton K-drama dengan pilih-pilih judul dan genre yang paling menarik bagi saya dong. Pada dasarnya, genre saya comedy. Karena menonton K-drama sebagai selingan hiburan peredam stres, saya mau banyak ketawa. Tapi, tidak menutup kemungkinan juga untuk menonton genre lain, yang drama dan blue banget (seperti Mother, 2018)—selama ide dan jalan ceritanya unik, menarik, dan bagus. Yang jelas, yang paling jarang saya lirik, adalah K-drama yang terlalu menekankan genre romance, horror, dan thriller. Saya tidak terlalu senang dengan ketiga genre ini, pun untuk film secara umum. Kalau saya menonton genre romance terlalu, itu berarti dengan pengecualian karena faktor keunikan ide cerita dan aktor/aktrisnya (atau, bisa juga kekepoan karena trend & recommended banget di publik, contohnya? Descendants of The Sun, 2016 dan Goblin, 2016, yang sebenarnya setelah menonton pun tidak masuk ke kategori favorite! saya). Meskipun, setiap adegan sudah sangat romance, saya pasti skip dan bilang ke diri sendiri “ini kenapa scene-nya lama banget sih.” Haha.

Favorit saya yang lain, Avengers Social Club (2017),
juga bukan genre romance dan ide ceritanya unik-menarik sekali buat saya

Terkait K-drama, saya tahu banyak banget juga kritiknya. Yang paling sering, karena katanya, gak realistis. Terlalu fiksi, sama seperti kisah-kisah drama percintaan di novel-novel teenlit. Padahal, katanya lagi, aslinya di Korea juga tidak seromantis itu—laki-lakinya banyak yang sangat patriarkhal (yang tergambar pula dalam drama) dan kasar. Ya, saya pribadi memang belum pernah mengunjungi negara ini, jadi saya tidak bisa berkomentar, hehe. Tapi yang jelas, saya pikir, kritik ini hanya melihat sebagian. Banyak kok K-drama yang gak terlalu dalam genre romance begitu (seperti yang saya tonton). Banyak yang bertutur mengangkat kehidupan nyata di Korea juga, yang gak se-novel itu dong ya (seperti serial School 2013, 2015, 2017—selalu tayang di tahun ganjil, yang mengangkat kisah pendidikan Korea sebagai kritik juga terhadap pemerintah dan sistem masyarakat yang ada). Jadi, santai gengs. K-drama gak se-toxic yang dibilang orang-orang itu kok, selama kita pinter pilah-pilih judul dan bisa memberi batasan pada diri sendiri.

Daftar ini dan tulisan ini dituliskan setelah saya menuliskan tulisanini (30 things to do before 30s)yang di poin ke-21, salah satunya adalah “menyelesaikan menonton 100 judul K-Drama yang recommended. Lalu, menulisan review di blog :)”. Jadi ini sebagai salah satu tulisan awal-mulanyalah ya, bisa dianggap semacam teaser, haha. Sampai saya bener-bener selesai menonton 100 judul K-drama sampai habis, sebelum tiga tahun ke depan berakhir (niat abis).

Salah satu K-drama paling favorit saya yang lain, bercerita soal youth, persahabatan, dan kehidupan mahasiswa di rumah kos, Age of Youth 2 atau dikenal juga dengan Hello, Twenties! 2 (2017)
Jadi, setelah saya ingat-ingat, browsing judul, dan membuat daftar, ternyata selama ini saya sudah dan baru menonton sekitar 67 judul K-Drama. Saya membagikan daftar judulnya di bawah ini. Nah, tapi, dalam daftar ini juga belum semua yang saya berhasil selesaikan tonton ya. Setidaknya, sudah melewati episode 1-lah jika belum selesai atau berhenti. Kalau kamu kepo akan ceritanya atau sinopsisnya, aktor atau aktrisnya, kamu bisa tinggal klik di judul K-dramanya langsung masing-masing, karena saya akan menautkannya ke link ringkasan drama dari Asianwiki (salah satu website langganan saya untuk kepoin K-drama karena menurut saya termasuk update, lengkap dan tertata baik). Berikut ya :)


Tidak semua dari daftar K-Drama ini yang sudah selesai saya tonton. Beberapa yang saya bubuhi kata #notyet berarti saya belum selesai menonton episode-nya, karena berbagai alasan : dari karena K-drama tersebut memang masih on air (seperti Are You Human Too, 2018—ini salah satu yang favorit banget juga karena ceritanya gak tertebak, so many plot twists!), kelupaan, atau sengaja menunda menyelesaikan karena takut gak bisa move on dari ceritanya, haha. Beberapa yang saya bubuhi kata #unfinished, berarti saya memang sengaja memutuskan untuk tidak menyelesaikan. Alasannya, beragam sebenarnya. Mulai dari setelah menonton episode pertama, saya merasa kurang sreg sama jalan cerita atau bahkan aktornya (hehe); sampai karena udah kelewatan di televisi, saya jadi mager buat streaming online setelah itu. Bukan berarti K-drama yang saya bubuhi kata #unfinished itu tidak bagus ya, karena balik lagi ke preferensi masing-masing (pun soal aktor/aktris/tema/alur cerita). Hanya dalam preferensi saya, saya merasa kurang cocok dengan judul-judul K-drama tersebut.

K-drama tentang (berbagai) sosok ibu, yang ceritanya menyentuh sekali
Mother (2018)

Sementara itu, untuk yang saya huruf tebalkan dan bubuhkan kata favorit!, adalah judul-judul K-Drama yang memang saya anggap sangat menarik dan sangat saya sukai dari semuanya. Faktor kesukaan ini mungkin karena ide dan jalan cerita, penggambaran alur kisah dalam drama, sampai acting yang bagus-berkesan dari aktor-aktrisnya yang memerankan para tokoh cerita. Kalau ada yang tahu dan pernah menonton judul-judul drama yang masuk ke daftar favorit! saya ini, sebagian besar dari judul-judul K-Drama ini memang cukup ringan, fun, dan lebih bergenre youth atau comedy dibanding romance. Preferensi saya memang seperti itu, hoho.

Daftar ini tentu akan saya lanjutkan lagi, haha. Terkait juga dengan salah satu poin di bucket list 30 things to do before 30s saya, untuk menonton 100 K-Drama dan menuliskan reviewnya di blog ini juga. Khususnya, yang masuk ke dalam kategori favorit! Semoga ke depan, semakin banyak juga K-drama, khususnya yang bergenre youth & comedy, yang menarik perhatian dan menarik juga untuk ditonton sampai habis :D

Jadi, kalo kamu juga penikmat K-drama, kenapa tidak iseng-iseng membuat daftar K-drama yang sudah pernah kamu tonton selama ini, seperti yang saya lakukan dalam tulisan ini? ;)

No comments:

Powered by Blogger.