Sederet Hal-Hal Baik, Untuk Diingat

February 16, 2019

Kau mengingat satu-persatu. Hal-hal baik yang masih bisa kau temui saat ini di sekelilingmu, ketika mencoba kembali akrab dengan kota tempatmu tinggal dan pernah besar. Segelas white coffee hangat, dengan krim nabati, dengan aroma yang mengepul wangi. Atau minuman yoghurt rasa plain setengah dingin yang tak terlalu asam, yang sangat bersahabat dengan pencernaan perutmu. Boneka Sally berwarna kuning cerah dengan sayap terentang dan wajah selucu seekor bebek. Baju-baju bersih setelah dicuci yang ditumpuk sembarang di dalam koper berwarna ungu. Buku-buku pilihan, yang bertumpuk di atas tempat tidur di sebelahmu berbaring, selalu berhasil membuat tidurmu jauh lebih nyenyak. Laptop berwarna putih dan tampilan blog-mu yang kau coba rawat terus ini.

Photo by Nathan Fertig on Unsplash

Suara ngeong kucingmu ketika pintu rumah dibuka di pagi hari, sudah menyambut di depan pintu dengan manja, dengan kedua bola matanya yang bulat, bulu berwarna hitam lembut mengkilat dan wajah menggemaskan. Mengingatkanmu akan Luna, kucing dalam kartun Sailormoon, yang sebelas dua belas rupanya. Pemandangan hijau tanaman-tanaman asuhan ibumu di taman kecil depan rumah dan suasana damai-tenang komplek perumahanmu ketika kau duduk-duduk menghela nafas santai di teras, bersama kucing di dalam pangkuanmu. Lahapnya kucingmu menghabiskan jatah makanannya, atau ketika ia minum dengan menjilat genangan air di dalam mangkuk minum, kehausan. Antusiasme kucingmu mengikutimu setengah berlari-lari ketika kau ajak bermain. Atau ketika ia mengusapkan bulunya ke badanmu dan merebahkan diri di lantai tepat di sampingmu.

K-Drama Touch Your Heart yang on-air setiap rabu dan kamis yang masih bisa membuatmu tertawa terkikik, membantu melepas sejenak beban-beban yang tadinya bergelantungan di hati dan pundakmu. Alunan lagu Not Today dari BTS yang masih terus menjadi salah satu tonggak penopang semangat hidupmu, memang telah berbulan-bulan ini menjadi semacam lagu perang bagimu. Tayangan liputan alam dari channel National Geographic Wild di layar televisi, yang membuatmu terkagum-kagum akan kompleksitas alam dan segala kehidupan lain selain kehidupan manusia di dalamnya. Grup Happy Cats di Facebook, dengan segala post foto-foto kucing para anggota dari berbagai belahan dunia, yang lucu dan indah, mengukir senyum bahagia di wajahmu meski tadinya awut isi kepalamu.

Segelas air hangat yang rutin kau konsumsi untuk menolong pemulihan kesehatanmu setelah terserang demam, radang, dan flu. Goodie bag warna hijau cerah dari Gramedia yang dapat membantu meredam rasa bersalahmu mengonsumsi kantung plastik ketika berbelanja. Indomie goreng rica-rica dengan rasanya yang khas kesukaanmu, dan snack Jetz stik rasa cokelat yang masih jadi favorit sejak masa kecilmu. Warna gelap cat yang diusapkan rapih ke kuku-kuku tanganmu. Beberapa diskon menyenangkan hati di Alfamidi. Bapak driver Gojek yang baik dan ramah sekali. Kwitiau daging, pun ifumie seafood yang kau nikmati sore tadi.

Dan, foto wefie random bersama-sama keempat anggota keluargamu di weekend yang lalu, yang berencana akan kau cetak dan pajang di rumah nanti. Meski dengan wajah kumal semua yang belum mandi, kecuali ayahmu, begitu apa adanya tanpa sentuhan artifisial sama sekali.

Masih ada sederet hal-hal baik, untuk diingat. Masih ada hal-hal baik. Masih ada sederet.
Malam ini, kau memilih mengingat yang baik-baik. Yang baik-baik saja.

Que sera-sera. Whatever will be, will be.
Kau mengingat sebuah lagu yang dipopulerkan sebuah iklan.
The future is not ours to see, que sera-sera.



p.s. :

Medan, Februari 2019. Dituliskan saat rasa letih dan penat mulai mampir karena harus menghadapi rumah dengan segala tantangan suka-dukanya. Pun pertarungan nilai-nilai dan perspektif di dalam isi kepala. Sebuah tulisan katarsis.

No comments:

Powered by Blogger.