Suara Dukungan Saya Untuk Women's March Jakarta 2018

March 08, 2018

Mengakhiri dan menghapuskan kekerasan berbasis gender adalah tema besar yang diusung Women’s March Jakarta di tahun 2018 ini. Sebagaimana kita tahu, masalah kekerasan berbasis gender di Indonesia sudah semakin parah. Banyak tindakan main hakim sendiri oleh masyarakat yang terjadi. Menurut Data Komnas Perempuan, tercatat hampir 260.000 kasus kekerasan terhadap perempuan telah dilaporkan. Angka ini tentu tak bisa terbilang sedikit. Indonesia butuh membuka mata lebar-lebar terhadap masalah kekerasan berbasis gender, untuk kemudian dapat mengambil langkah nyata untuk mengakhirinya.

Ada 8 tuntutan yang disuarakan Women’s March Jakarta di tahun 2018 ini, terkait isu kekerasan berbasis gender. Pertama, menghapus hukum dan kebijakan yang diskriminatif dan melanggengkan kekerasan berbasis gender. Kedua, mengesahkan hukum dan kebijakan yang melindungi perempuan, anak, masyarakat adat, kelompok difabel, kelompok minoritas gender dan seksual dari diskriminasi dan kekerasan berbasis gender. Ketiga, menyediakan akses keadilan dan pemulihan terhadap korban kekerasan berbasis gender. Keempat, menghentikan intervensi negara dan masyarakat terhadap tubuh dan seksualitas warga negara. Kelima, menghapus stigma dan diskriminasi berbasis gender, seksualitas, dan status kesehatan. Keenam, menghapus praktik dan budaya kekerasan berbasis gender di lingkungan hukum, kesehatan, lingkungan hidup, pendidikan, dan pekerjaan. Ketujuh, menyelesaikan akar kekerasan yaitu pemiskinan perempuan, khususnya perempuan buruh industri, konflik SDA, transpuan, pekerja migran, pekerja seks, dan pekerja domestik. Kedelapan, mengajak masyarakat untuk berpartisipasi aktif menghapus praktik dan budaya kekerasan berbasis gender di lingkungan hukum, lingkungan hidup, pendidikan dan pekerjaan.

Tahun ini, saya ikut bersuara untuk isu ini, untuk kita dapat mengakhiri kekerasan seksual bersama-sama. Saya ikut bersuara melalui poster yang sederhana. Tetap lebih baik untuk mencoba berbuat sesuatu meski sederhana, daripada tidak sama sekali, iya kan?


Mengapa equality, mengapa kesetaraan? Karena saya percaya, kekerasan berbasis gender berawal dari ketimpangan relasi kuasa yang terjadi antar gender berbeda. Ada kelompok gender yang diuntungkan dan ada yang dirugikan. Ada yang diberi privilege berlebihan dan ada yang tak memilikinya sama sekali. Yang memiliki kuasa berlebih akan cenderung mendominasi dan berusaha melegitimasi kelompok sendiri, menindas dan mensubordinasi yang tak lebih kuat dan tak lebih berkuasa ini. Karena itu, kesetaraan adalah jawaban. Kesetaraan yang mengupayakan keadilan bagi semua, seluruh, tanpa membeda-bedakan atau mendiskreditkan. The future is equal. It must be.

Mengapa saya bertanya sampai kapan menutup mata dan tidak peduli? Retorik. Karena saya percaya, bahwa sudah saatnya setiap orang, tanpa terkecuali, membuka mata. Terhadap kekerasan yang terus terjadi dan karena itu harus segera diakhiri. Seharusnya tak ada lagi yang bersikap acuh tak acuh dan tak peduli. Seharusnya tak ada lagi yang menutup mata dan menyepelekan begitu saja. Kekerasan berbasis gender dalam bentuk apapun, dimanapun, oleh siapapun dan terhadap siapapun, merupakan salah satu bentuk kejahatan yang harus diakhiri. Tak ada satupun orang yang berhak menjadi pelaku kekerasan, pun tak ada satupun orang yang boleh diperlakukan sebagai korban kekerasan berbasis gender. Untuk itu, kita butuh pula negara hadir melindungi warganya. Kita perlu DPR RI mengambil tindakan nyata untuk mensahkan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dan menolak RKUHP (Ngawur).


p.s. :

Ngomong-ngomong, poster saya sangat sederhana dan amatiran banget. Harus diakui, haha. Maklum, karena tahun ini saya juga mengambil komitmen terlibat sebagai volunteer di Women’s March Jakarta 2018, saya sebenarnya ragu-ragu untuk membuat poster sendiri. Kemungkinan volunteer harus bantu-bantu selama acara, poster tentu hanya akan berakhir di gambar foto saja dan tak bisa dibawa-dipegang kemana-mana (pikir saya dan benar juga ternyata, haha). Saya jadi membuatnya seadanya saja tahun ini (H-1-banget dan sesungguhnya menyesali). Tahun depan, saya akan membuat poster tumpahan aspirasi yang lebih serius lagi. Yasss!! #LawanBersama

No comments:

Powered by Blogger.